Do’a Nabi Ibrahim
Khutbah Idul Adha 1434 H
di Masjid
Asy Syahadatain Desa Limbang Jaya II
Muttaqin Anang Toha, S.T;
085267886580
الله
أكبر 3x الله أكبر3x الله أكبر 3x
اَلْحَمْدُ
لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ
اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ
لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي
بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى
الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Kembali kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah
swt yang telah begitu banyak memberikan kenikmatan kepada kita sehingga kita
tidak mampu menghitungnya, karena itu keharusan kita adalah memanfaatkan segala
kenikmatan dari Allah swt untuk mengabdi kepada-Nya sebagai perwujudan dari
rasa syukur itu, salah satunya adalah ibadah berkorban pada hari raya Idul Adha
dan hari tasyrik. Allah swt berfirman:
إِنَّا
أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat
yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah (QS Al
Kautsar [108]:1-2).
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi besar
kita Muhammad saw, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para penerus
risalahnya yang terus berjuang untuk tegaknya nilai-nilai Islam di muka bumi
ini hingga hari kiamat nanti.
Takbir, tahlil dan tahmid kembali menggema di seluruh
muka bumi ini sekaligus menyertai saudara-saudara kita yang datang menunaikan
panggilan agung ke tanah suci guna menunaikan ibadah haji, rukun Islam yang
kelima. Bersamaan dengan ibadah mereka di sana, di sini kita pun
melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah mereka, di sini kita
melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah haji yaitu puasa hari Arafah,
pemotongan hewan qurban setelah shalat Idul Adha ini dan menggemakan takbir, tahlil
dan tahmid selama hari tasyrik. Apa yang dilakukan itu maksudnya sama yaitu
mendekatkan diri kepada Allah swt.
Ibadah haji dan Qurban tidak bisa dilepaskan dari
sejarah kehidupan Nabi Ibrahim as, karenanya sebagai teladan para Nabi,
termasuk Nabi Muhammad saw, Nabi Ibrahim as harus kita pahami untuk selanjutnya
kita teladani dalam kehidupan sekarang dan masa yang akan datang. Pada
kesempatan khutbah yang singkat ini, kita bahas Empat Harapan Nabi Ibrahim yang
termuat dalam doanya, harapannya menjadi harapan kita semua yang juga harus kita
perjuangkan.
Pertama,
Harapan Atas Dirinya.
Nabi Ibrahim as amat berharap agar dirinya terhindar
dari kemusyrikan, Menurut Sayyid Quthb dalam tafsirnya: “Doa ini menampakkan
adanya kenikmatan lain dari nikmat-nikmat Allah. Yakni nikmat dikeluarkannya
hati dari berbagai kegelapan dan kejahiliyahan syirik kepada cahaya beriman,
bertauhid kepada Allah swt.” Karena itu, iman atau tauhid merupakan
nikmat terbesar yang Allah swt berikan kepada kita semua sehingga iman merupakan
sesuatu yang amat prinsip dalam Islam, Allah swt berfirman menceritakan doa
Nabi Ibrahim as:
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku,
jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta
anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. (QS Ibrahim [14]:35).
Di samping itu, Nabi Ibrahim as juga ingin memperoleh
ilmu dan hikmah, sesuatu yang amat penting agar kehidupan bisa dijalani dengan
mudah dan bermakna. Beliau juga meminta agar termasuk ke dalam kelompok
orang-orang yang shalih, ini menunjukkan betapa pentingnya menjadi shalih.
Selain itu meminta menjadi buah tutur kata yang baik bagi generasi kemudian
sebagai bentuk penghormatan dan upaya meneladani. Puncaknya adalah meminta
dimasukkan ke dalam surga hingga tidak terhina dalam kehidupan di akhirat
nanti, hal ini tercermin dalam doa beliau:
“Ya
Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan
orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi
orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang
yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan, dan ampunilah bapakku, karena
sesungguhnya ia adalah termasuk golongan orang-orang yang sesat, dan janganlah
Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan.” (QS. Asy-Syu’ara’ [26]: 83–
87).
Dari doa Nabi Ibrahim di atas, jelas sekali betapa pentingnya
menjadi shalih sehingga orang sekaliber Nabi Ibrahim masih saja berdoa agar
dimasukkan ke dalam kelompok orang yang shalih. Manakala keshalihan sudah
dimiliki, cerita orang tentang diri kita bila kita tidak ada adalah kebaikan.
Karena itu, harus kita koreksi diri kita, seandainya kita diwafatkan besok oleh
Allah swt, kira-kira apa yang orang ceritakan tentang kita.
Hal penting lainnya dari harapan Nabi Ibrahim as
adalah agar amal-amalnya diterima oleh Allah swt, termasuk orang yang tunduk
dan taubatnya diterima oleh Allah swt, hal ini terdapat dalam doanya:
Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami),
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami,
jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di
antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah
kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah tobat
kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. QS.
Al-Baqarah [2]: 127 – 129).
Syaikh Ali Ash Shabuni dalam Shafwatut Tafasir
menjelaskan bahwa berulang-ulang Nabi Ibrahim dalam doanya menyebut rabbi (ya
Tuhanku) agar dikabulkan doanya dan menampakkan kehinaan diri kepada Allah.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Id Yang Dimuliakan Allah swt.
Harapan Kedua adalah Harapan Atas Keluarga
Mulai dari orang tua yang beriman dan taat kepada
Allah swt, karenanya beliau pun meluruskan orang tuanya sebagaimana firman
Allah swt:
Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada
bapaknya, Aazar, “Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai
tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang
nyata. (QS An’am [6]:74)
Selain istrinya yang sudah shalihah, beliau juga ingin
agar anak-anaknya menjadi anak shalih, taat kepada Allah swt dan orang tuanya
dengan karakter akhlak yang mulia, ini merupakan sesuatu yang amat mendasar bagi
setiap anak. Karenanya beliau berdoa:
Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak)
yang termasuk orang-orang yang shalih. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan
seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup)
berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku
melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!”
Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya
Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS Ash Shaffat
[37]:100-102)
Di dalam ayat lain disebutkan bahwa dengan keshalihan
diharapkan membuat sang anak selalu mendirikan shalat, hati orang pun suka
kepadanya dan pandai bersyukur atas kenikmatan yang diperoleh, hal ini
disebutkan dalam doa Nabi Ibrahim as:
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan
sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat
rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar
mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung
kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka
bersyukur. (QS Ibrahim [14]:37)
Hal yang amat penting mengapa Nabi Ibrahim as amat
mendambakan memiliki anak bukan semata-mata agar punya anak, tapi bagaimana
anak yang shalih itu mau dan mampu melanjutkan estafet perjuangan menegakkan
agama Allah swt.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Ketiga Harapan
Atas Masyarakat
Nabi Ibrahim as juga berdo’a kepada Allah agar masyarakat/kaumnya
beriman dan taat kepada Allah swt, bahkan tidak hanya pada masanya, tapi juga
generasi berikutnya. Dalam rangka itu, sejak muda Nabi Ibrahim telah berusaha membuka
cakrawala berpikir masyarakatnya agar tidak ada kemusyrikan dalam kehidupan
masyarakat, Allah swt berfirman:
Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya
terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya. Maka Ibrahim
membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar
(induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya)
kepadanya. Mereka berkata: “Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap
tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang lalim”. Mereka
berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang
bernama Ibrahim”. (QS Al Anbiya [21]:57-60)
Karena itu, dalam doanya Nabi Ibrahim meminta agar
Allah swt mengutus lagi Nabi yang menyampaikan dan mengajarkan ayat-ayat Allah
swt, hal ini disebutkan dalam firman-Nya:
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari
kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan
mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur’an) dan Al-Hikmah serta menyucikan
mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(QS Al
Baqarah [2]:129)
Dalam konteks sekarang, masyarakat amat membutuhkan
dakwah yang mencerahkan dan memotivasi untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
Semoga ada diantara kita dan anak keturunan kita dijadikan Allah orang-orang
yang turut serta dalam usaha menyebarkan kebaikan, berdakwah menyeru masyarakat
untuk kembali dan tetap dalam ajaran-ajaran Islam.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Dirahmati Allah.
Harapan Keempat dari Nabi Ibrahim as adalah
atas Negara dan Bangsa.
Beliau ingin agar negara berada dalam keadaan aman dan
memperoleh rizki yang cukup dari Allah swt, bahkan Allah swt memberikan kepada
semua penduduk meskipun mereka tidak beriman, beliau berdoa:
“Ya
Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki
dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah
dan hari kemudian. Allah
berfirman: “Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara,
kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat
kembali”.”(QS Al Baqarah [2]:126)
Sayyid Quthb dalam Fi Dzilalil Quran menyatakan:
“Nikmat keamanan adalah kenikmatan yang menyentuh manusia, memiliki daya tekan
yang besar dan perasaannya dan berhubungan pada semangat hidup pada dirinya.”
Apa yang diharapkan oleh Nabi Ibrahim as ini bila kita
ukur dalam konteks negara kita ternyata masih jauh dari harapan, hal ini karena
keamanan menjadi sesuatu yang sangat mahal, sementara kesulitan mendapatkan
rizki atau makan masih begitu banyak terjadi. Namun kesulitan demi kesulitan
masyarakat pada suatu negara dan bangsa ternyata bukan karena Allah tidak
menyediakan atau tidak memberikan rizki, tapi karena ketidakadilan dan korupsi
yang merajalela. Di sinilah letak pentingnya bagi kita untuk istiqamah atau
mempertahankan nilai-nilai kebenaran. Meskipun banyak orang yang korupsi, kita
tetap tidak akan terlibat, karena jalur hidup kita adalah jalur yang halal.
Setiap orang bertanggung jawab untuk mewujudkan
kehidupan negara dan bangsa yang baik, namun para pemimpin dan pejabat harus
lebih bertanggung jawab lagi. Karena itu, kita amat menyayangkan bila banyak
orang mau jadi pejabat tapi tidak mampu mempertanggungjawabkannya, jangankan di
hadapan Allah swt, di hadapan masyarakat saja sudah tidak mampu, inilah
pemimpin yang amat menyesali jabatan kepemimpinannya, Rasulullah saw bersabda:
عَنْ
أَبِى ذَرٍّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ أَلاَ تَسْتَعْمِلْنِى؟
قَالَ: فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى مَنْكِبِى ثُمَّ قَالَ: يَا أَبَا ذَرٍّ: إِنَّكَ
ضَعِيْفٌ وَإِنَّهَا أَمَانَةٌ وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ
إِلاَّ مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَّى الَّذِى عَلَيْهِ فِيْهَا
Abu Dzar RA berkata: Saya bertanya, Ya Rasulullah
mengapa engkau tidak memberiku jabatan? Maka Rasulullah menepukkan tangannya
pada pundakku, lalu beliau bersabda: Hai Abu Dzar, sungguh kamu ini lemah,
sedangkan jabatan adalah amanah, dan jabatan itu akan menjadi kehinaan serta
penyesalan pada hari kiamat, kecuali bagi orang yang memperolehnya dengan benar
dan melaksanakan kewajibannya dalam jabatannya (HR. Muslim)
Akhirnya, memiliki harapan yang baik tidak cukup
pencapaiannya hanya dengan doa, karenanya setiap kita harus berjuang bersama
agar kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa berada dalam ridha
Allah swt.
Sesungguhnya
usaha kamu memang berbeda-beda. Adapun orang yang membelanjakan (hartanya di
jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga),
Maka Kami akan memudahkan baginya jalan kemudahan. dan Adapun orang-orang yang
bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, Maka Kami
akan memudahkan baginya (jalan) yang sukar.
بَارَكَ اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ
اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ
هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Do’a Nabi Ibrahim
Reviewed by TARBIYAH SYAMILAH
on
10:30 PM
Rating:
No comments: