RAMADHAN DAN GARDU LISTRIK
Oleh Ustadz MUTTAQIN Anang Toha
Manusia bisa saya umpamakan dengan listrik.
Ia diciptakan hanya untuk melakukan kemaslahatan (ibadah dan amal sholeh).
Setelah dibangkitkan oleh generator ia dalam keadaan lemah, labil dan perlu pengawasan ekstra.
Kebaikan yang bisa diberikannya saat itu hanya untuk selingkup kecil keluarga dekatnya saja.
Tapi, sesungguhnya tujuan ia dibangkitkan adalah dengan tugas Khalifah fil Ardl atau memberikan maslahat ke seluruh alam (rahmatan Lil 'alamin) sejak ia dikeluarkan dari generator sampai ia kembali ke generator.
Maka, ia harus diberikan penguatan dan kemampuan Tegangan Tinggi bahkan sampai ke Tegangan Ekstra Tinggi di dalam pengasuhan gardu-gardu induk kedua orang tua, keluarga dan guru-guru sekolahnya.
Agar ia bisa melesat aman dan jauh hingga dapat menjangkau seluruh pelosok bumi terlebih ke tempat-tempat terpencil yang membutuhkan skill penerangan dan energinya.
Namun, tentu saja potensial tinggi dan ekstra tinggi ini belum akan bisa membuat manfaat di bumi.
Bahkan di dalamnya tersimpan bahaya sangat besar untuk dirinya dan orang lain.
Maka ia wajib dimasukkan ke dalam gardu distribusi selama sebulan penuh Ramadhan.
Di dalam gardu distribusi Ramadhan itu ada transformator yang akan mengendalikan dan menyesuaikan potensialnya.
Jika tegangannya terlalu tinggi, akan diturunkan dengan transformator puasa, zakat dan sedekah.
Jika tegangannya drop (jatuh/lemah) karena terlalu banyak hilang dijalan, akan dinaikkan dengan transformator taklim dan taushiyah.
Selama di tarbiyah di dalam Gardu distribusi Ramadhan, ia akan diamankan dari setan yang dapat menggagalkan proses transformasinya dengan berbagai bentuk pengaman dan isolator antara lain tilawah, sholat dan do'a.
Sehingga saat setan datang dengan gangguan dan godaannya, circuit breaker ini akan segera berfungsi memisahkan dirinya dari pengaruh buruk makhluk penggoda tersebut.
Demikianlah telah Allah tetapkan Ramadhan setiap tahunnya sebagai gardu distribusi iman dan semangat beramal sholeh bagi tiap-tiap orang beriman dengan SK : No. 183/Qur'an/Surat Al Baqarah.
Dengan harapan, ketika ia keluar dari Ramadhan, ia menjadi orang yang bertakwa.
Orang yang maksimal dan optimal dalam ibadah dan menebarkan maslahat bagi sekitarnya.
Sebagaimana listrik yang keluar dari gardu distribusi.
Dalam perjalanannya kembali ke pembangkit (generator), ia selalu memberikan manfaat.
Ketika melewati lampu, lampu pun menyala, membuat penghuni bumi dapat melihat dengan terang, mengetahui jalan yang benar, terhindar dari lobang, duri dan kotoran, dan bersemangat beramal karena pandangan mereka dapat jauh ke masa depan.
Ketika melewati kipas angin, AC, lemari Es dan peralatan pendingin lainnya, maka peralatan tersebut pun dapat memberikan kesejukan dan kenyamanan bagi sekitarnya dengan kesejukan nasihat yang menggembirakan dan menguatkan iman.
Ketika melewati rice cooker, blender, mixer, bor, grinda dan peralatan dapur dan tukang lainnya, maka peralatan itu dapat bekerja memberikan semangat mengelola rejeki Allah tanpa kesombongan dan kekufuran.
Ketika melewati TV, radio, telepon, komputer, dan peralatan komunikasi dan hiburan lainnya, maka peralatan itu dapat bekerja menyambungkan silaturrahim penduduk bumi dan memberikan mereka hiburan yang melembutkan hati dan menjauhkannya dari kedengkian, perpecahan dan pertikaian.
Untuk inilah sejatinya listrik diciptakan. Memberikan kemaslahatan pada setiap peralatan yang dilewatinya hingga sampai ke pembangkitnya dalam keadaan husnul khotimah.
Dan untuk itu pula hakikat manusia diciptakan.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja)” (QS. Adz Dzariyat: 56).
Manusia diciptakan sebagai penghamba Allah semata.
Dan bumi dan segala yang terkandung di dalam dan di atasnya diciptakan lalu diamanahkan pengelolaan sepenuhnya kepada manusia untuk mendukung pengabdian manusia kepada Allah.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". (QS. Al Baqarah: 30)
Lalu Allah utus manusia-manusia mulia sebagai Rasul-Nya membawa pedoman hidup yang benar dan contoh tauladan. Diciptakan-Nya pula waktu-waktu dan tempat-tempat mulia, agar manusia dapat selalu berada dalam penghambaan yang benar.
Semoga Ramadhan ini benar-benar dapat menjadi "gardu distribusi" bagi iman dan amal Sholeh kita.
Sehingga kelak kita menjadi orang mulia di dunia dan di akhirat.
رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ (83) وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ (84) وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ (85)
"Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang memusakai surga yang penuh kenikmatan." (Asy Syu'ara : 83-85)
Ogan Ilir, 28 Ramadhan 1442H
Ustadz MUTTAQIN Anang Toha
No comments: