DAHSYATNYA TAWAKKAL

DAHSYATNYA TAWAKKAL
Oleh Ustadz MUTTAQIN Anang Toha



Tawakal secara bahasa berarti mewakilkan atau menyerahkan.

Dalam Islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan.

Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, "Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.

Menurut Abu Zakaria Ansari, tawakkal ialah "keteguhan hati dalam menyerahkan urusan kepada orang lain".

Sifat yang demikian itu terjadi sesudah timbul rasa percaya kepada orang yang diserahi urusan tadi. Artinya, ia betul-betul mempunyai sifat amanah (terpercaya) terhadap apa yang diamanatkan dan ia dapat memberikan rasa aman terhadap orang yang memberikan amanat tersebut.

Jadi, seseorang dikatakan bertawakal apabila ia memiliki keyakinan yang bulat kepada Allah, karena kesadaran bahwa hanya Allah yang menciptakan segala-galanya, pengetahuan-Nya Maha Luas, Dia yang menguasai dan mengatur alam semesta ini.

Keyakinan inilah yang mendorongnya untuk menyerahkan segala persoalannya kepada Allah.

Hatinya tenang dan tenteram serta tidak ada rasa curiga, karena Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana.

Seseorang belum dikatakan bertawakkal apabila dia enggan berusaha dan bekerja, tetapi hanya menunggu.

Orang semacam ini mempunyai pemikiran, tidak perlu belajar, jika Allah menghendaki pandai tentu menjadi orang pandai. Atau tidak perlu bekerja, jika Allah menghendaki menjadi orang kaya tentulah kaya, dan seterusnya.

Sama saja halnya dengan seorang yang sedang lapar perutnya, sekalipun ada berbagai makanan, tetapi ia berpikir bahwa jika Allah menghendaki ia kenyang, tentulah kenyang. 

Jika pendapat ini dipegang teguh pasti akan menyengsarakan diri sendiri.

Menurut ajaran Islam, tawakkal itu adalah tumpuan terakhir dalam suatu usaha atau perjuangan.

Jadi arti tawakkal yang sebenarnya -- menurut ajaran Islam -- ialah menyerah diri kepada Allah swt setelah berusaha keras dalam berikhtiar dan bekerja sesuai dengan kemampuan dalam mengikuti sunnah Allah yang Dia tetapkan.

Misalnya, seseorang yang meletakkan sepeda motor di depan rumah, setelah dikunci kuat, barulah ia bertawakkal.

Pada zaman Rasulullah saw ada seorang sahabat yang meninggalkan untanya tanpa diikat lebih dahulu. Ketika ditanya, mengapa tidak diikat, ia menjawab, "Saya telah benar-benar bertawakkal kepada Allah". Nabi saw yang tidak membenarkan jawaban tersebut berkata, "Ikatlah dan setelah itu bolehlah engkau bertawakkal."

Simaklah kisah berikut!

ذهب عوف بن مالك الأشجعي إلى رسول الله عليه الصلاة والسلام
Suatu hari auf bin malik al-asyja'i mendatangi Rasulullah
وقال له

Lalu berkata kepadanya :

يا رسول الله، إن ابني مالكًا ذهب معك غازيًا في سبيل الله ولم يعد، فماذا أصنع؟ لقد عاد الجيش ولم يعد مالك رضي الله عنه
Ya rasulullah,  anakku malik ikut perang fi sabilillah bersama engkau, namun ia belum pulang, apa yg harus saya perbuat?  padahal semua pasukan sudah pulang,  kecuali malik.

قال رسول الله عليه الصلاة والسلام: يا عوف، أكثر أنت وزوجك من قول
Rasulullah bersabda : kamu dan istrimu perbanyaklah mengucapkan :
لا حول ولا قوة إلا بالله

 وذهب الرجل إلى زوجته التي ذهب وحيدها ولم يعد، فقالت له: ماذا أعطاك رسول الله يا عوف؟
Ia pun kembali ke istrinya,  maka sang istri bertanya : apa yg diberikan Rasulullah kepadamu ya auf?

قال لها: أوصاني أنا وأنتِ بقول:
Auf menjawab : beliau memberi saran kepada saya dan kamu agar mengucapkan :
 لا حول ولا قوة إلا بالله

ماذا قالت المرأة المؤمنة الصابرة؟
(Lihat)  Apa tanggapan wanita sholihah tersebut?

قالت: لقد صدق رسول الله عليه الصلاة والسلام
Wanita tersebut menjawab :  sungguh benar apa yg dikatakan Rasulullah.

وجلسا يذكران الله بقول
Maka keduanya duduk sambil zikir membaca:
لا حول ولا قوة إلا بالله

وأقبل الليل بظلامه، وطُرِق الباب
Malam pun tiba hingga gelap,  lalu ada yg mengetuk pintu.

وقام عوف ليفتح فإذا بابنه مالك قد عاد، ووراءه رؤوس الأغنام ساقها غنيمة
Maka auf berdiri  untuk membukakan pintu, ternyata adalah anaknya malik datng membawa rampasan perang.

فسأله أبوه: ما هذا؟
Maka ayahnya bertanya : apa ini?

قال: إن القوم قد أخذوني وقيّدوني بالحديد وشدّوا أوثاقي،
Ia menjawab : sungguh para musuh telah menangkapku dan mengikatku dg rantai sangat kencang.

فلما جاء الليل حاولت الهروب فلم أستطع لضيق الحديد وثقله في يدي وقدمي
Ketika malam tiba,  aku berusaha kabur, namun aku tdk bisa,  karena rantainya sangat kencang dan berat di tangan dan kakiku

وفجأة شعرت بحلقات الحديد تتّسع شيئًا فشيئًا حتى أخرجت منها يديّ وقدميّ،
Tiba-tiba aku merasa ikatan rantainya melonggar sedikit demi sedikit,  sehingga aku bisa melepaskan tanganku dan kakiku.

وجئت إليكم بغنائم المشركين هذه
Dan sekarang aku datang membawa harta rampasan kaum musyrikin.

فقال له عوف
Auf bertanya lagi,

يا بني، إن المسافة بيننا وبين العدو طويلة، فكيف قطعتها في ليلة واحدة؟!
Wahai anakku,  bukankah jarak kita dan musuh itu sangat jauh,  bagaimana kamu bisa kembali pulang dalam satu malam.

 فقال له ابنه مالك
Maka ia menjawab,

يا أبت، والله عندما خرجت من السلاسل شعرت وكأن الملائكة تحملني على جناحيها.
Wahai ayahanda,  demi Allah ketika aku lepas dari ikatan rantai,  aku merasa seakan akan malaikat membawaku dg sayapnya.

سبحان الله العظيم
Maha suci Allah yg maha agung.

وذهب عوف إلى رسول الله عليه الصلاة والسلام ليخبره
Maka auf pun mendatangi rasulullah untuk menceritakan kabar tersebut.

وقبل أن يخبره قال له الرسول عليه الصلاة والسلام
Namun sebelum ia menyampaikan kabR tersebut,  Rasulullah bersabda,

 أبشر يا عوف، فقد أنزل الله في شأنك قرآنًا
Berbahagialah engkau wahai auf,  sungguh Allah telah menurunkan ayat Al-quran terkait urusanmu.

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
 Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu )

اعرف ان لا حول ولا قوة الا بالله كنز من تحت عرش الرحمن
Ketahuilah bahwa لا حول ولا قوة الا بالله  adalah harta mahal dari bawah singgasana Allah

وهي دواء من ٩٩ داء ايسرهم الهم
Ia juga merpakan obat untuk 99 penyakit, penyakit terkecilnya adalah rasa gundah.

Al  Faruq  Umar  bin  Khattab  ra.  pernah berwasiat  kepada  putranya, Abdullah bin  Umar  ra.,  diantara  wasiatnya  itu  adalah: 

“Bertaqwalah  kepada  Allah.  Siapa bertakwa  kepada  Allah, niscaya  Allah  akan selalu  menjaganya.” 

“Siapa  memasrahkan  urusannya  kepada Allah,  niscaya  Allah  akan  memberikan  apa yang  dia kehendaki.” 

“Siapa  yang  berbuat  kebaikan semata-mata  karena  Allah,  niscaya  Allah  akan membalasnya.” 

"Dan  Siapa  mensyukuri  apa  yang  telah dikaruniakan Allah  kepadanya,  niscaya Allah  akan  menambah  apa  yang  telah  Dia karuniakan.” 

“Jadikanlah  takwa  sebagai  pegangan hidupmu, tiang keagungan  hatimu dan anak-anakmu".

“Tiada  berarti  perbuatan  orang  yang tidak  pandai  menghitung  diri,  dan  tiada harta  bagi  orang  yang  tiada  mempunyai kawan.” 

“Apabila engkau berbuat buruk, segeralah  susul  dengan  berbuat  kebajikan (niscaya  engkau  tidak  akan  merugi)." (Dr.  Musthafa  Murad)

Semoga  kita  termasuk  kedalam  golongan orang-orang  beriman  yang  senantiasa terjaga  ketakwaannya  dan  senantiasa memasrahkan  diri  kepada  Allah  swt. Aamiin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh

##########
Mari Bersama menebar kebaikan bersama Tarbiyah Syamilah



DAHSYATNYA TAWAKKAL DAHSYATNYA TAWAKKAL Reviewed by TARBIYAH SYAMILAH on 8:54 PM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.