TETAP SEMANGAT WALAU DALAM MUSIBAH
Oleh Ustadz MUTTAQIN ANANG TOHA
Ogan Ilir, 17 April 2020
Marilah kita bertakwa, tetap bertakwa dan selalu menjaga serta meningkatkan takwa kita kepada Allah, swt., terutama disaat-saat sekarang, ketika Allah sedang menguji iman dan takwa kita kepada-Nya dengan adanya musibah pandemi virus covid 19.
Musibah ini adalah kesempatan bagi kita untuk dapat menunjukkan kepada Allah, swt. seberapa bagus kualitas iman kita. Mampukah kita bersabar? Tetap beriman dan taat (melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya) walaupun dalam keadaan sedih, susah dan payah.
“dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah : 155)
Dengan adanya musibah, Allah, swt. juga ingin menguji keyakinan, semangat, kuantitas dan kualitas amal sholeh kita.
“Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (QS. Al Mulk : 1 – 2)
Maka Musibah, apapun bentuknya tidak boleh membuat kita berputus asa dari rahmat Allah, swt., bahkan ia seharusnya membuat kita semakin berusaha mendekat sedekat-dekatnya kepada-Nya. Mari kita perbaiki dan tingkatkan kualitas tawakkal kita dan menjadikan masa-masa musibah ini untuk memperbanyak istighfar dan taubat kepada-Nya.
Allah, swt. berfirman:
“berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah mempunyai karunia yang besar. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) Supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Al Hadid : 21 – 23)
Ma’asyiral Muslimina Rahimakumullah
Hal yang paling penting saat ini bagi kita adalah bahwa keadaan hari ini tidak boleh membuat kita lupa dan lalai bahwa 6 atau 7 hari lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan.
Mari kita hadirkan husnuzhzhan, baik sangka kepada Allah, swt.
Adanya wabah covid 19 sebelum Ramadhan tahun ini adalah agar kita dapat lebih banyak mempersiapkan diri menyambut bulan ampunan ini.
Pada tahun-tahun sebelumnya, mungkin sebagian besar kita bahkan mungkin mayoritas kaum muslimin seluruh dunia, sebulan bahkan seminggu sebelum Ramadhan, masih sibuk dengan pekerjaan. Sehingga hati belum fokus menyambut Ramadhan.
Namun tahun ini berbeda, dengan menyebarnya wabah covid 19 ini, dimana semua Negara di dunia menerapkan kebijakan lockdown (PSBB). Imbasnya adalah kita lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Ini merupakan berkah yang mahal dari Allah, swt.
Tentunya hal ini menjadikan kita lebih fokus dalam menyambut Ramadhan tahun ini. Kita banyak waktu untuk melakukan puasa sunnah, memperbanyak sholat sunnah, bersedekah dan tilawah Al Qur’an. Sebagai bentuk “pemanasan” sebelum Ramadhan tiba.
Ujian ini membuat kita banyak waktu untuk bermunajat kepada Allah, swt. terutama pada saat 10 hari terakhir Ramadhan nanti.
Wabah ini menyebabkan pemerintah melarang masyarakat untuk mudik lebaran, sehingga kebiasaan tahunan yang telah banyak membuat umat Islam lalai dari keutamaan 10 hari terakhir Ramadhan karena sibuk dan capek dalam perjalanan mudik, tahun ini tidak terjadi. Sebagian besar umat Islam akan fokus meraih kemuliaan lailatul qadar.
Ujian ini mungkin cara Allah untuk menjadikan kita lebih fokus dengan Ramadhan sehingga Ramadhan tahun ini kita semua akan sukses menjadi hamba yang bertakwa, haqqotu qotih.
Sikap seorang mukmin seperti di atas inilah yang menjadikan ia menakjubkan sebagiamana sabda Nabi, saw.
Dari Shuhaib ra., ia berkata, Rasulullah, saw. bersabda,
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim)
Karenanya selain kita waspada dengan wabah ini. Akal sehat kita juga mesti merespon bahwa Allah dengan takdir-Nya, tidak akan pernah melakukan kezhaliman sebab itu telah Dia haramkan atas diri-Nya.
Justru bagi orang yang beriman, kita harus menangkap hikmah dibalik musibah ini sebagai sarana penguat iman.
Musibah itu adalah tanda cinta Allah kepada hamba-Nya.
Salah satu fungsi dari ujian adalah untuk membersihkan segala bentuk dosa agar kita siap menjemput panggilan Allah dalam keadaan bersih tanpa titik noda.
Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR. Tirmidzi)
Betapa bahagiannya jika musibah berupa wabah ini dapat membersihkan semua dosa kita sebelum berjumpa dengan Ramadhan, agar kita masuk dalam kondisi bersih tanpa dosa pun keluar dengan kondisi demikian.
Dari Anas bin Malik, beliau
“Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah).
Saat-saat menanti Ramadhan kali ini demikian berbeda, namun sikap seorang mukmin dengan yang bukan mukmin, pasti juga berbeda dalam menanggapi situasi ini.
Jika sama maka kita perlu khawatir dengan keimanan kita.
Ada begitu banyak hikmah dibalik takdir Allah yang mungkin bagi kita itu sesuatu yang buruk namun Allah telah menyiapkan kejutan.
Dengan adanya wabah ini kita semakin memahami kegembiraan yang normalnya bisa kita rasakan setiap hari, namun karena terhalangi oleh kesibukan dengan aktifitas di luar rumah.
Kebersamaan dengan istri dan buah hati yang hari-hari sebelumnya agak sulit kita jumpai, pada akhirnya setiap waktu bisa kita habiskan untuk mereka.
Betapa kita mesti harus mensyukuri waktu-waktu berkualitas ini, yang mungkin tak akan kita jumpai lagi nanti.
Betapa banyak hikmah yang berserak, jika kita benar-benar ingin mencarinya. Karena masa sulit sesungguhnya adalah tempat untuk melihat kualitas kedekatan kita kepada Allah.
Seberapa banyak kita mengingat Allah disaat kesulitan ini belum tiba, sebanyak itu pula potensi Allah megingat kita dalam kesusahan.
Nabi, saw. bersabda,
“Kenalilah (ingatlah) Allah di waktu senang pasti Allah akan mengenalimu di waktu sempit.” (HR. Tirmidzi)
Jika pertolongan Allah belum juga tiba, perlulah kita sedikit menengok kondisi belakangan adakah kita memang sedemikian layak mendapat pertolonganNya. Atau Allah tak mengenal suara kita sehingga bagiNya kita asing, sebab suara kita tak pernah menembus langit saat kita tengah bahagiah.
Akhirnya mari kita fokus dengan anugrah Allah yang lebih besar, yaitu Ramadhan. Membuktikan bahwa ujian yang Allah berikan justru semakin menguatkan tekad kita untuk berjumpa dengannya.
Mari jadikan waktu stay at home, menjadi saat yang paling menggembirakan karena kita benar-benar dapat menyambut Ramadhan dengan sambutan yang berkualitas.
Allahu a'lam bishshowwab
TETAP SEMANGAT WALAU DALAM MUSIBAH
Reviewed by TARBIYAH SYAMILAH
on
10:19 AM
Rating:
Reviewed by TARBIYAH SYAMILAH
on
10:19 AM
Rating:



No comments: