SEBENAR-BENAR KEBAIKAN

Materi ke-80 MHQ

SEBENAR-BENAR KEBAIKAN

Oleh Ustadz Muttaqin Anang Toha

Pada tadabbur ayat sebelumnya, kita mengetahui bahwa mengkonsumsi makanan yang haram sama dengan menelan atau memasukkan bara api neraka ke dalam perut.

Mengkonsumsi dan atau menggunakan barang-barang yang haram juga akan menyebabkan seseorang terhambat mendapatkan hidayah, tidak diterima ibadah dan do’anya, dan sesungguhnya ia telah membukakan pintu bagi setan untuk menggoda dan mengarahkannya kepada kelalaian dan kemaksiatan yang lebih besar.

Maka memastikan kehalalan suatu makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, pakaian dan barang-barang lainnya mutlak harus kita lakukan. 

Berhati-hati dalam mencari nafkah dan menjemput rejeki dari Allah, swt. hanya dengan cara-cara yang halal dan di ridhoi-Nya juga mesti kita lakukan, karena status kehalalan suatu barang bisa berubah menjadi haram jika ia diperoleh dengan cara-cara yang haram.

Allah, swt. menjanjikan kecukupan bahkan kekayaan bagi mereka yang tidak khawatir meninggalkan hal-hal yang diharamkan dalam perniagaan mereka. (Baca QS. At Taubah : 28)

Allah, swt. memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk membersihkan perniagaannya dari perkara-perkara yang dilarang, sehingga perniagaan tersebut menjadi perniagaan yang jelas kehalalannya dan penuh berkah. 

Apabila perniagaan yang dilakukan adalah perniagaan yang diberkahi Allah, maka hasilnya pun adalah rejeki yang diberkahi-Nya pula. 

Jika hasil perniagaan yang berkah itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan makan, maka makanan yang dimakan adalah makanan yang berkah dan dengannya Allah jadikan darah daging yang diberkahi. 

Jika digunakan untuk membeli pakaian, maka pakaian itu menjadi pakaian yang berkah. Dibelikan rumah, rumah yang berkah, kendaraan yang berkah, kebun yang berkah, dan seterusnya.

Demikian janji Allah, swt kepada orang-orang yang beriman yang membersihkan perniagaan mereka dari sesuatu yang dilarang oleh Allah, swt., yang tidak merasa khawatir mendapatkan kerugian jika meninggalkan yang haram, senantiasa bersabar dan berserah diri kepada Allah, tetap menunaikan kewajiban yang diperintahkan dan selalu menjaga akhlak dan berkasih sayang terhadap sesama, walaupun mereka sedang dalam ujian kesulitan hidup. 

Oleh karena itu, Allah , swt. mencintai mereka dan akan melimpahkan kebaikan yang banyak kepada mereka, karena mereka itulah orang-orang yang benar imannya; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa dan benar-benar melakukan kebaikan.

Allah, swt berfirman,

_“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”_ (QS. Al Baqarah : 177)

QS. Al Baqarah : 177 ini juga menjadi penjelas bagi sebagian Ahli Kitab dan sebagian kaum Muslim yang masih meragukan tentang perintah pengalihan kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah. 

Bahwa ketaatan menjalankan perintah Allah, mengikuti apa yang disyari’atkan-Nya merupakan suatu bukti keimanan dan ketakwaan yang sebenarnya. 

Termasuk menghadap ke mana saja yang diperintahkan-Nya adalah suatu kebaikan dari Allah, swt., sebaliknya menghadapkan wajah ke timur atau ke barat atau ke arah mana saja bukanlah suatu kebaikan jika tidak berdasarkan perintah dan syari’at Allah.

Allah, swt memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk beriman kepada-Nya, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta;  dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan menepati janjinya apabila ia berjanji, dan sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. 

Itulah sebuah kebaikan yang sesungguhnya, karena ia telah diperintahkan Allah. 

Barang siapa yang melaksanakan semuanya, maka ia telah masuk ke dalam seluruh wilayah Islam dan telah mengambil seluruh kebaikan. 

Allah berfirman, 

_“Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa”._ (QS. Al Baqarah : 177)


Disarikan dari buku *Mutiara Hidayah Dari Al Qur'an*

Penulis: 

Muttaqin Anang Toha

#KetuaYayasanTarbiyahSyamilah

#PembinaROHISSMAN1TanjungBatu

#KetuaDMIKecamatanTanjungBatu

#AnggotaCorpsDaiDompetDhuafaSumsel

#PerwakilanZafatour


Titip ZISWAF anda ke:

Bank Sumsel Babel: 20909000217

an. Yayasan Tarbiyah Syamilah

ZISWAF anda untuk:

1. Membatu kaum Dhuafa

2. Pelunasan tanah yg akan diwakafkan untuk dibangun Masjid dan pendidikan Islam.

3. Pengadaan Mushaf Al-Qur'an dengan Terjemah

Konfirmasi bantuan:

085268501978

Semoga bermanfaat sebagai pengingat.🙏

Donasikan sebagian hartamu untuk syiar agama Allah dalam setiap program kebaikan RMT. Tarbiyah Syamilah OI.

Semoga dibalas ganti dengan berlipat ganda berupa kebaikan yang banyak di dunia dan di akhirat.

Konfirmasi via komentar di blog ini.

Jazakumullah.





*Daftar Umroh Yuk.... SamoUMAT*

Daftar via WA : 085267886580

Atau kunjungi alamat kami di Belakang SMP N 1 Tanjung Batu

SEBENAR-BENAR KEBAIKAN SEBENAR-BENAR KEBAIKAN Reviewed by TARBIYAH SYAMILAH on 1:00 PM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.