#33. PantunDakwah_UMAT
SUKA BADDALU, MASUK NERAKA
Oleh Ustadz MUTTAQIN Anang Toha
Ikat kayu bawa ke rumah,
Jangan dibakar di tengah sawah.
Nikmat itu untuk ibadah,
Jangan ditukar dengan dosa.
Allah, SWT. menciptakan langit dan bumi beserta isinya, menurunkan hujan, menumbuhkan tanam-tanaman, binatang-binatang ternak, matahari dan bulan dan kemampuan berinovasi mengembangkan teknologi bagi manusia agar dengan segala nikmat tersebut manusia dapat menjalankan tugasnya sebagai hamba Allah, pengelola (khalifah) bumi yang baik.
Maka ketika ada manusia yang mempergunakan nikmat Allah itu untuk berbuat kufur, maka nerakalah tempat mereka kelak di akhirat.
Mereka inilah yang di dalam QS. Ibrahim : 28 disebut Allah dengan kalimat "Baddalu nikmatallahi kufro" atau orang-orang yang menukar nikmat Allah dengan kekafiran.
Apalagi perbuatan baddalu (menukar) nikmat Allah ini mengakibatkan keburukan dan kecelakaan bagi orang lain dan atau telah menyebabkan orang lain ikut pula berbuat kekafiran, maka neraka jahannam telah Allah siapkan sebagai balasan bagi mereka.
Allah, SWT. berfirman:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَتَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ
"Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan?" (QS. Ibrahim : 28)
جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَهَا ۖوَبِئْسَ الْقَرَارُ
"yaitu neraka Jahannam; mereka masuk ke dalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman." (QS. Ibrahim : 29)
Nyatalah bahwa perbuatan "baddalu", menukar atau menggunakan nikmat Allah, SWT. untuk melakukan pelanggaran, dosa, kemaksiatan dan kezhaliman merupakan perbuatan yang sangat dimurkai Allah, SWT. dan termasuk ke dalam tindakan kufur nikmat.
وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
".... dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim : 7)
Usaha setan agar manusia melakukan perbuatan "baddalu" menukar nikmat Allah dengan kekafiran. Berbagai tipu daya akan dilakukan setan sehingga baik secara sadar maupun tidak sadar manusia melakukan pengingkaran kepada perintah Tuhannya.
Sebagai makhluk yang Allah, SWT. ciptakan dengan kecerdasan, kita harus selalu waspada dan merawat ketegasan terhadap segala bentuk kekafiran. Jangan sampai terjebak dalam segala bentuk tipu daya setan.
Pelajaran berharga harus kita ambil terkait hal ini pada kisah dibalik turunnya surat Al Kafirun sebagaimana dijelaskan Ibnu Katsir dalam tafsirnya.
Bahwa orang-orang kafir Quraisy pernah mengajak Rasulullah, SAW. untuk menyembah berhala-berhala mereka selama satu tahun, lalu mereka akan menyembah Allah selama satu tahun. Maka Allah, SWT. menurunkan surat ini.
Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Ibnu Abbas terkait asbabun nuzul Surat Al Kafirun ini. Bahwa Walid bin Mughirah, Ash bin Wail, Aswad bin Abdul Muthalib dan Umayyah bin Khalaf menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka mengatakan, “Wahai Muhammad, marilah kami menyembah Tuhan yang kamu sembah dan kamu menyembah Tuhan yang kami sembah. Kita bersama-sama ikut serta dalam perkara ini. Jika ternyata agamamu lebih baik dari agama kami, kami telah ikut serta dan mengambil keuntungan kami dalam agamamu. Jika ternyata agama kami lebih baik dari agamamu, kamu telah ikut serta dan mengambil keuntunganmu dalam agama kami.”
Penawaran seperti itu adalah salah satu bentuk tipu daya setan kepada manusia. Sepintas penawaran semacam itu seolah-olah sebuah solusi yang baik. Padahal itu sesungguhnya penawaran yang bodoh dan konyol. Maka Allah pun menurunkan Surat Al Kafirun sebagai jawaban tegas bahwa Rasulullah berlepas diri dari penawaran orang-orang kafir tersebut.
Oleh karena itu, usaha terus menerus untuk menguatkan iman dan mengokohkan akidah harus senantiasa dilakukan. Agar kita tidak pernah terpedaya oleh tipu daya setan.
Semoga Allah, SWT. memudahkan kita untuk menjadi hamba-Nya yang kuat, kokoh dan tegar sebagai muslim yang taat dan bermanfaat bagi umat.
اَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ اَصْلُهَا ثَابِتٌ وَّفَرْعُهَا فِى السَّمَاۤءِۙ
"Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit." (QS. Ibrahim : 24)
تُؤْتِىٓ أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍۭ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
"Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat." (QS. Ibrahim : 25)
Tanaman bambu beberapa rumpun,
Dari jauh nampak kelihatan.
Kepada Allah kita mohon ampun,
Agar kita dapat keselamatan.
Aamiin... 🤲🤲🤲
Ogan Ilir, 26 Juni 2021
#UMAT, Ustadz MUTTAQIN Anang Toha
No comments: