#PantunDakwah_UMAT : #25
TANGGUNG JAWAB RUH
Oleh Ustadz MUTTAQIN Anang Toha
Dari OI menuju Kediri,
Singgah dulu di Jakarta.
Jadilah diri sebenar diri,
Agar jadi Nafsul Muthmainnah.
1. Membentuk Jasad Dari Unsur Tanah (Bumi)
Allah, SWT. Berfirman:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah." (QS. Al Mukminun : 12)
Untuk memenuhi kebutuhannya, Allah sertakan jasad dengan karunia yang amat besar yaitu berupa adanya nafsu (berbagai keinginan). Dimana dengan adanya nafsu ini manusia tergerak untuk berusaha mempertahankan kehidupannya. Karena nafsulah manusia mempunyai semangat dan bergairah dalam bekerja dan berusaha untuk dapat hidup layak, senang dan nyaman.
Sebagaimana tanah (bumi), yang Allah karuniakan segala sumber kehidupan manusia. Dari tanah tumbuh berbagai jenis tanaman sebagai bahan makanaan, pakaian dan obat-obatan. Dari dalam tanah memancar mata air yang jernih dan segar. Di dalam tanah juga terdapat beraneka barang tambang, di antaranya minyak bumi, gas, besi, emas dan bebatuan berharga yang dapat membuat hidup manusia di dunia menjadi senang, mudah dan nyaman.
Maka, manusia tanpa nafsu ibarat tanah yang tandus tanpa kehidupan di atasnya dan manfaat di dalamnya.
Seperti tanah, dimana apa saja dapat masuk atau terserap ke dalamnya, mulai dari benda padat, cair, gas bahkan petir dengan tegangan listrik amat tinggi pun akan mampu di redam di dalam tanah. Nafsu manusiapun Allah, SWT jadikan tidak ada batasnya. Semua ingin dimiliki, bahkan dunia beserta isinya bila mungkin pun akan dikuasainya.
Keinginan tak berbatas ini bahkan sampai melupakan bahwa sesungguhnya Allah, SWT. Menciptakan jasad ini berbatas daya tampung dan kemampuannya untuk dapat tetap exis (hidup).
Nafsu makan, misalnya. Semua jenis makanan ingin dilahap. Namun daya tampung lambung terbatas, kadar gula (glukosa) dan asam urat dalam darah ada batas normalnya.
Oleh karena itu jika keinginan nafsu ini tidak ada yang mengatur, mengendalikan dan mengelolanya dengan benar, maka nafsu yang tak terkendali akan berbahaya bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Nafsu yang tak terkendali akan menyebabkan orang akan cenderung tamak, bakhil, sombong dan berbuat zholim.
Contoh orang-orang yang tidak mampu mengendalikan nafsunya antara lain Fir'aun, Qorun, Abu Lahan dan Yahudi Israel yang saat ini menjajah Palestina.
Maka setelah jasad dibentuk sempurna, Allah, SWT. lalu,
2. Menitipkan Ruh/Jiwa Di Dalam Jasad.
Ruh bertanggung jawab mengendalikan nafsu. Kelak setiap ruh manusia akan dipanggil kembali kepada penciptanya. Ruh akan ditanya tentang amanah yang dibebankan kepadanya.
Agar nafsu tidak dapat mempengaruhi jawaban ruh, maka juru bicara nafsu (mulut) akan dikunci. Tangan atau apa yang telah diperbuat lah yang akan berbicara.
الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَىٰ أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
"Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan." (QS. Yasin : 56)
Maka, hanya ruh yang dipenuhi iman dan terjaga penghambaan yang benar sajalah yang akan beruntung.
Namun ruh tetap hanyalah makhluk yang lemah, lahaulawalaquwwata illa billah. Maka, agar ruh mampu mengemban amanah mengatur, mengendalikan dan mengelola nafsu dengan baik, Allah, SWT. sempurnakan penciptaan manusia dengan tahap berikutnya, yaitu:
3. Diciptakan Akal Dan Dibekali Akal Dengan Ilmu (Ajaran) yang Benar (Islam)
Akal dengan ilmu yang benar akan mampu mencerna kebaikan dan membedakannya dari keburukan. Ia akan menjadi sebab ilham (hidayah) bagi ruh dan menjadi sebab kemuliaan manusia di dunia dan di akhirat.
Karena akal, ilmu dan Islam inilah Allah, SWT. menitipkan pengelolaan bumi dan isinya kepada bangsa manusia, yang sebelumnya dikelola oleh bangsa jin.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al Baqarah: 30)
Selama hidup di dunia, nafsu, ruh, dan akal harus bersinergi secara seimbang sesuai dengan tujuan penciptaannya masing-masing.
Marilah kita manfaatkan berbagai wasilah yang Allah, SWT ciptakan untuk menjadikan ketiga unsur utama manusia ini dapat berjalan sesuai keinginan-Nya.
Diantara wasilah itu adalah
1. Dua kalimat syahadat
2. Sholat lima waktu
3. Puasa di bulan Ramadhan
4. Zakat, dan
5. Haji dan Umroh
Semoga saat ruh kita kembali kepada penciptanya, ia kembali sebagai jiwa yang tenang, dalam panggilan indah dari Tuhannya:
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30)
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.” (QS. Al-Fajr: 27-30)
Aamiin ya rabbal'alamin
Ogan Ilir, Jum'at, 21 Mei 2021
#25. TANGGUNG JAWAB RUH
Reviewed by TARBIYAH SYAMILAH
on
10:18 AM
Rating:
No comments: