Pembahasan UTS Magister Manajemen Pendidikan
Oleh
Ustadz MUTTAQIN Anang Toha
1.
Dunia
pendidikan sangat perlu adanya inovasi, discoveri dan modernisasi
Inovasi
Inovasi adalah kegiatan
penelitian, pengembangan, dan atau pun perekayasaan yang dilakukan oleh seseorang dengan mendayagunakan pemikiran, kemampuan
imajinasi, berbagai stimulan dan individu yang mengelilinginya dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sudah ada ke dalam produk atau pun proses produksinya untuk
diaplikasikan atau pun diadopsi agar dapat memudahkan kehidupan manusia dan membawa manusia
ke dalam kondisi kehidupan yang lebih baik.
Diskoveri
Diskoveri (discovery) adalah suatu penemuan
sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi
belum diketahui orang.
Modernisasi
Modernisasi adalah proses perubahan
sosial dari masyarakat tradisional ke masyarakat yang lebih baik, lebih maju, lebih menyenangkan, lebih efektif dan efisien untuk lebih meningkatkan kesejahteraan hidup.
Dalam dunia
pendidikan ketiga hal di atas sangat diperlukan, karena dunia pendidikan harus
mengikuti perkembangan jaman dan memperhatikan perkembangan peradaban manusia. Maka, seluruh insan pendidikan harus selalu untuk
berpikir lebih luas dan memandang masalah secara lebih komprehensif dengan berbagai inovasi, discovery dan modernisasi untuk
menghadapi tantangan dan perubahan yang terjadi agar sistem pendidikan
yang ada tetap dapat memunculkan generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sesuai dengan tuntutan global dan dapat memenuhi tuntutan zaman yang selalu berkembang.
2. Korelasi kompatibel, kompleksitas dan trialabilitas
sebagai karakteristik inovasi pendidikan
Kompatibel ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai
(values), pengalaman, dan kebutuhan dari penerima.
Kompleksitas adalah tingkat kesukaran untuk memahami dan
menggunakan inovasi bagi penerima.
Trialabilitas ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi
oleh penerima.
Di
saat memulai menciptakan inovasi, seorang inovator pendidikan harus mengetahui dan memahami tiga karakteristik inovasi
pendidikan di atas sehingga inovasi yang akan
dibuat tersebut sesuai dengan nilai, pengalaman dan kebutuhan. Agar inovasi yang dibuat
lebih mudah difahami dan digunakan, efektif dan efisien serta dapat diuji atau dapat diamati manfaatnya
Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai atau norma yang
diyakini oleh penerima tidak akan atau sulit diterima
secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada. Suatu inovasi yang sukar
dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akan lambat proses penyebarannya. Suatu inovasi yang teruji manfaatnya akan cepat diterima oleh masyarakat daripada inovasi yang
tidak dapat dicoba terlebih dahulu.
Jadi, Korelasi kompatibel,
kompleksitas dan trialabilitas dapat mepengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan
inovasi.
3. Strategi dalam penerapan inovasi pendidikan yang tepat untuk
diterapkan dalam kondisi pandemik saat ini
Dalam masa pandemi
saat ini, dimana semua orang “dipaksa” untuk membatasi seluruh aktivitasnya di
luar rumah, termasuk aktivitas belajar dan mengajar, dimana pandemic tidak
boleh menghentikan proses KBM ini. Maka dari strategi
fasilitatif, bujukan dan paksaan, yang lebih tetapat diterapkan dalam
inovasi pendidikan adalah strategi fasilitatif.
Strategi Fasilitatif dapat digunakan untuk menghadapai
berbagai perubahan yang terjadi selama masa pandemi misalnya perubahan atau pembaharuan kegiatan belajar
mengajar. Program pembaharuan yang dilaksanakan dapat dilakukan dengan menyediakan berbagai macam fasilitas
dan sarana yang diperlukan. Para pendidik
semakin berperan sebagai fasilitator bagi peserta didiknya. Apalagi dengan
adanya teknologi internet menjadkan sumber-sumber belajar menjadi semakin tidak
tebatas.
4. Hambatan-hambatan
tenaga pendidik dan kependidikan di satuan pendidikan dalam melakukan inovasi pendidikan.
1. Problem dalam Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas merupakan salah satu kendala yang dihadapi
oleh guru dalam pembelajaran. Pengelolaan kelas adalah suatau usaha yang
dilakukan oleh guru untuk menciptakan, memelihara, dan mengembangkan iklim
belajar yang kondusif. Suasana kelas yang kondusif akan dapat mengantarkan
siswanya pada prestasi akademik maupun nonakademik. Adapun
permasalahan yang terjadi di dalam pengelolaan kelas itu dikarenakan adanya
berbagai macam karakteristik atau tingkah laku yang bervariasi dari peserta
didik. Adanya pandemi
saat ini semakin menambah sulitnya guru dalam melakukan pengelolaan kelas ini. Oleh
karena itu seorang guru harus mampu
berinovasi untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang berubah.
Pemanfaatan fasilitas-fasilitias penegelolaan kelas yang ada harus
dimaksimalkan. Dalam masa Belajar Dari Rumah dapat dilakukan dengan fasilitas
google class, zoom meeting, dan lain-lan.
2. Problem dalam
Menerapkan Metode Pembelajaran
Metode adalah cara atau siasat yang diperlukan dalam pengajaran,
sebagai strategi, metode memperlancar kearah pencapaian tujuan pembelajaran. Berbagai
macam metode yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar, seperti
ceramah, tanya jawab, demonstrasi, diskusi, simulasi, dan lain-lain. Guru harus
mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang
akan disampaikan.
Adapun beberapa masalah guru terkait metode pembelajaran, antara
lain adalah:
1. Pemilihan metode yang kurang relevan dengan tujuan
pelajaran dan materi pelajaran.
2. Guru kurang terampil dalam menggunakan metode
pembelajaran.
3.
Guru
sangat terikat pada satu metode saja.
Guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas
adalah tempat berhimpun semua anak didik dan dalam rangka menerima bahan
pelajaran dari guru. Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya
interaksi edukatif. Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan baik akan
menghambat kegiatan pembelajaran. Oleh
karena itu, penggunaan metode dalam pelaksanaan pembelajaran sangat perlu
diperhatikan agar teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh
guru pada saat penyajian bahan pelajaran tepat dan sesuai materi pelajaran
sehingga siswa tidak merasa jenuh/bosan terhadap pelajaran tersebut.
3. Problem
Hubungan Guru dalam Berinteraksi dengan Siswa
Hubungan
guru dengan siswa atau peserta didik di dalam proses belajar mengajar merupakan
faktor yang sangat menentukan. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang
diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan, namun jika hubungan
guru dengan siswa merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat
menciptakan suatu hasil yang tidak diinginkan.
Masalah
yang timbul dalam proses belajar mengajar salah satu disebabkan kurangnya
hubungan komunikasi antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa yang
lainnya sehingga proses interaksi menjadi vakum. Adanya hambatan- hambatan
tertentu, misalnya kadang-kadang masih ada sikap otoriter dari guru, sikap
tertutup dari guru, siswa yang pasif, jumlah siswa yang terlalu banyak, sistem
pendidikan, keadaan dan latar belakang guru sendiri maupun para siswanya.
Salah
satu cara untuk mengatasinya adalah melalui contact-hours di dalam hubungan
guru-siswa. Contact-hours atau jam-jam bertemu antara guru-siswa, pada
hakikatnya merupakan kegiatan di luar jam-jam presentaasi di depan kelas
seperti biasanya.Selain itu, semua perlu dikembangkan sikap demokratis dan
terbuka dari para guru perlu ada keaktifan dari pihak siswa dan juga harus
bersikap ramah, sebaliknya siswa juga harus bersikap sopan. Masing-masing guru
perlu mengetahui latar belakang baik guru maupun siswa.
Tugas
guru adalah bagaimana harus mendesain agar menciptakan agar menciptakan proses
belajar mengajar yang lebih optimal. Guru seharusnya dapat mengembangkan
interaksi belajar mengajar yang lebih dinamis untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
Bentuk-bentuk
kegiatan belajar selain melalui pengajaran di depan kelas, perlu diperhatikan
bentuk-bentuk belajar yang lain. Guru dapat menanyai dan menangkap keadaan
siswa dan sebaliknya siswa mengajukan berbagai persoalan- persoalan dan
hambatan yang sedang dihadapi. Terjadilah suatu proses interaksi dan komunikasi
yang humanistik. Hal ini jelas akan sangat membantu keberhasilan studi para
siswa. Berhasil dalam arti tidak sekedar tahu atau mendapatkan nilai baik dalam
ujian, tetapi akan menyentuh pada soal sikap mental dan tingkah laku atau
hal-hal yang intrinsik.
4. Problemat Guru
dalam Media Pembelajaran
Selain
permasalahan dalam hal pengelolaan kelas, yakni menerapkan metode pembelajaran,
terdapat masalah atau kendala lain yang sering dihadapi oleh guru dalam
melaksanakan pembelajaran yaitu sering tidak adanya penggunaan media sebagai
sarana penunjang kegiatan pembelajaran.
Kata
media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang secra harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.
Belajar
adalah suatu proses yang kompleks, rumit dan unik, karena memiliki
ciri-ciri/karakteristik tertentu yang berbeda antara peserta didik yang satu
dengan peserta didik yang lain. Oleh karenanya, belajar adalah masalah
individual, dalam arti bahwa belajar akan terjadi karena individu itu sendiri
yang melakukannya.[15] Penggunaan
media dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat bermanfaat sekali bagi guru
dalam hal menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Karena dengan
adanya media dapat memudahkan pemahaman peserta didik dalam memahami materi
yang sulit dipahami jika hanya dengan mendengarkan penjelasan dari guru saja.
Oleh karena itu, guru tidak boleh meremehkan yang namanya media atau bahkan
meninggalkan media sebagai alat bantu pembelajaran. Akan tetapi, guru harus
mampu mencari media dan menggunakan media tersebut untuk membantu terlaksananya
KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) agar tujuan yang telah ditetapkan dapat
tercapai.
5. Peranan ICT dalam menunjang pembelajaran daring
selama masa pandemi
Dalam kondisi dunia
dan juga Indonesia sedang menghadapi pandemi Virus Corona 19 ini mengharuskan
dunia pendidikan bertransformasi untuk mengikuti perubahan karena sistem
pembelajaran yang digunakan selama ini adalah bertatap muka di kelas menjadi
sistem daring (dalam jaringan) dengan memanfaatkan teknologi internet. Sistem
informasi sebagai suatu sistem yang merupakan kumpulan elemen-elemen yang
saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu, mempunyai beberapa komponen
yang saling terkait dan membentuk jalinan kerja yang kompak untuk mencapai
sasaran.
Oleh karena itu,
dalam masa pandemi dan dengan telah
dimasukinya era globalisasi saat ini, teknologi informasi dan komunikasi atau
Information and Communication Technologies (ICT) sangat dirasakan
peran dan manfaatnya bagi dunia pendidikan. Karena teknologi yang
berkembang menyediakan kesempatan yang sangat besar untuk mengembangkan
manajemen pendidikan dan proses pembelajaran.
ICT adalah sistem
pembelajaran berbasis multimedia (teknologi yang melibatkan teks, gambar,
suara, dan video) mampu membuat penyajian suatu topik bahasan menjadi menarik,
tidak monoton dan mudah untuk dicerna. Peran yang sangat penting dan strategis
ini sebagai pusat belajar, pusat budaya, dan pusat peradaban menuntut
lembaga-lembaga pendidikan untuk dapat mengembangkan aktivitas pembelajaran
yang jelas dan daya jangkau yang luas. Namun tetap diingat bahwa ICT hanyalah sebagai
alat bantu dalam proses pembelajaran.
Mengetahui dan menyadari besarnya
manfaat ICT bagi dunia pendidikan, para ahli UNESCO menganjurkan agar semua
negara; khususnya negara berkembang; meningkatkan berbagai sumber daya yang
diperlukan untuk mengelaborasi ICT dalam berbagai kebijakan, strategi, dan
aktivitas pendidikan. Sekarang ini sebagian besar negara menekankan
pembelajaran dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai inti
dari sistem pendidikan mereka.
Di Indonesia, berdasarkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2020-2024 ditegaskan pada
Perioritas Kemendikbud yang keempat adalah pengembangan teknologi. Fokus dari
teknologi ini menurut Menteri adalah untuk membantu semua manusia dalam sestem
untuk melaksanakan tugasnya dengan cara yang lebih baik. Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, untuk dapat memberikan pelayanan prima, salah satu yang perlu
dilakukan adalah pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang
dilakukan melalui pendayagunaan ICT di bidang pendidikan yang mencakup peran
ICT sebagai substansi pendidikan, alat bantu pembelajaran, fasilitas pendidikan,
standar kompetensi, penunjang administrasi pendidikan, alat bantu manajemen
satuan pendidikan, dan infrastruktur pendidikan. Berkaitan dengan hal di atas,
fenomena pemanfaatan ICT dalam pembelajaran di lembaga pendidikan semakin
bergaung, bahkan dalam kurikulum 2013 ICT memegang peranan yang sangat penting
dalam pelaksanaan pembelajaran. Pada kurikulum 2013 dijelaskan bahwa
pembelajaran menerapkan prinsip siapa saja adalah guru, siapa saja adalah
siswa, dan dimana saja adalah kelas. Oleh karena itu, pemanfaatan ICT
diperlukan dalam rangka efektivitas dan efisiensi pembelajaran
apalagi ditengah pandemi Covid-19 saat ini.
Wallahu
a’lam

No comments: