PERANAN ICT DAN INOVASI PENDIDIKAN PADA MASA PANDEMI

 

 PERANAN ICT DAN INOVASI PENDIDIKAN PADA MASA PANDEMI

Pembahasan UTS Magister Manajemen Pendidikan

Oleh

Ustadz MUTTAQIN Anang Toha


1. Dunia pendidikan sangat perlu adanya inovasi, discoveri dan modernisasi 

Inovasi

Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan atau pun perekayasaan yang dilakukan oleh seseorang dengan mendayagunakan pemikiran, kemampuan imajinasi, berbagai stimulan dan individu yang mengelilinginya dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah ada ke  dalam produk atau pun proses produksinya untuk diaplikasikan atau pun diadopsi agar dapat memudahkan kehidupan manusia dan membawa manusia ke dalam kondisi kehidupan yang lebih baik. 

Diskoveri

     Diskoveri (discovery) adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang.

     Modernisasi

Modernisasi adalah proses perubahan sosial dari masyarakat tradisional ke masyarakat yang lebih baik, lebih maju, lebih menyenangkan, lebih efektif dan efisien untuk lebih meningkatkan kesejahteraan hidup.

Dalam dunia pendidikan ketiga hal di atas sangat diperlukan, karena dunia pendidikan harus mengikuti perkembangan jaman dan memperhatikan perkembangan peradaban manusia. Maka, seluruh insan pendidikan harus selalu untuk berpikir lebih luas dan memandang masalah secara lebih komprehensif dengan berbagai inovasi, discovery dan modernisasi untuk menghadapi tantangan dan perubahan yang terjadi agar sistem pendidikan yang ada tetap dapat memunculkan generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sesuai dengan  tuntutan  global  dan dapat memenuhi tuntutan zaman yang selalu berkembang.

2.  Korelasi kompatibel, kompleksitas dan trialabilitas sebagai karakteristik inovasi pendidikan

     Kompatibel ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (values), pengalaman, dan kebutuhan dari penerima.

Kompleksitas adalah tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima.

Trialabilitas ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.

Di saat memulai menciptakan inovasi, seorang inovator pendidikan harus mengetahui dan memahami tiga karakteristik inovasi pendidikan di atas sehingga inovasi yang akan dibuat tersebut sesuai dengan nilai, pengalaman dan kebutuhan. Agar inovasi yang dibuat lebih mudah difahami dan digunakan, efektif dan efisien serta dapat diuji atau dapat diamati manfaatnya

Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai atau norma yang diyakini oleh penerima tidak akan atau sulit diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada. Suatu inovasi yang sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akan lambat proses penyebarannya.        Suatu inovasi yang teruji manfaatnya akan cepat diterima oleh masyarakat daripada inovasi yang tidak dapat dicoba terlebih dahulu.

     Jadi, Korelasi kompatibel, kompleksitas dan trialabilitas dapat mepengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi.

3. Strategi dalam penerapan inovasi pendidikan yang tepat untuk diterapkan dalam kondisi pandemik saat ini

Dalam masa pandemi saat ini, dimana semua orang “dipaksa” untuk membatasi seluruh aktivitasnya di luar rumah, termasuk aktivitas belajar dan mengajar, dimana pandemic tidak boleh menghentikan proses KBM ini. Maka dari strategi fasilitatif, bujukan dan paksaan, yang lebih tetapat diterapkan dalam inovasi pendidikan adalah strategi fasilitatif.

     Strategi Fasilitatif dapat digunakan untuk menghadapai berbagai perubahan yang terjadi selama masa pandemi misalnya perubahan atau pembaharuan kegiatan belajar mengajar. Program pembaharuan yang dilaksanakan dapat dilakukan dengan menyediakan berbagai macam fasilitas dan sarana yang diperlukan. Para pendidik semakin berperan sebagai fasilitator bagi peserta didiknya. Apalagi dengan adanya teknologi internet menjadkan sumber-sumber belajar menjadi semakin tidak tebatas.

 

4.  Hambatan-hambatan tenaga pendidik dan kependidikan di satuan pendidikan dalam melakukan inovasi pendidikan.

   1. Problem dalam Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran. Pengelolaan kelas adalah suatau usaha yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan, memelihara, dan mengembangkan iklim belajar yang kondusif. Suasana kelas yang kondusif akan dapat mengantarkan siswanya pada prestasi akademik maupun nonakademik. Adapun permasalahan yang terjadi di dalam pengelolaan kelas itu dikarenakan adanya berbagai macam karakteristik atau tingkah laku yang bervariasi dari peserta didik. Adanya pandemi saat ini semakin menambah sulitnya guru dalam melakukan pengelolaan kelas ini. Oleh karena itu seorang guru harus mampu berinovasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah. Pemanfaatan fasilitas-fasilitias penegelolaan kelas yang ada harus dimaksimalkan. Dalam masa Belajar Dari Rumah dapat dilakukan dengan fasilitas google class, zoom meeting, dan lain-lan.

2. Problem dalam Menerapkan Metode Pembelajaran

Metode adalah cara atau siasat yang diperlukan dalam pengajaran, sebagai strategi, metode memperlancar kearah pencapaian tujuan pembelajaran. Berbagai macam metode yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar, seperti ceramah, tanya jawab, demonstrasi, diskusi, simulasi, dan lain-lain. Guru harus mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

Adapun beberapa masalah guru terkait metode pembelajaran, antara lain adalah:

1.    Pemilihan metode yang kurang relevan dengan tujuan pelajaran dan materi pelajaran.

2.    Guru kurang terampil dalam menggunakan metode pembelajaran.

3.    Guru sangat terikat pada satu metode saja.

Solusinya:

Guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru. Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif. Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, penggunaan metode dalam pelaksanaan pembelajaran sangat perlu diperhatikan agar teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat penyajian bahan pelajaran tepat dan sesuai materi pelajaran sehingga siswa tidak merasa jenuh/bosan terhadap pelajaran tersebut.

3. Problem Hubungan Guru dalam Berinteraksi dengan Siswa

Hubungan guru dengan siswa atau peserta didik di dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan, namun jika hubungan guru dengan siswa merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat menciptakan suatu hasil yang tidak diinginkan.

Masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar salah satu disebabkan kurangnya hubungan komunikasi antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa yang lainnya sehingga proses interaksi menjadi vakum. Adanya hambatan- hambatan tertentu, misalnya kadang-kadang masih ada sikap otoriter dari guru, sikap tertutup dari guru, siswa yang pasif, jumlah siswa yang terlalu banyak, sistem pendidikan, keadaan dan latar belakang guru sendiri maupun para siswanya.

Salah satu cara untuk mengatasinya adalah melalui contact-hours di dalam hubungan guru-siswa. Contact-hours atau jam-jam bertemu antara guru-siswa, pada hakikatnya merupakan kegiatan di luar jam-jam presentaasi di depan kelas seperti biasanya.Selain itu, semua perlu dikembangkan sikap demokratis dan terbuka dari para guru perlu ada keaktifan dari pihak siswa dan juga harus bersikap ramah, sebaliknya siswa juga harus bersikap sopan. Masing-masing guru perlu mengetahui latar belakang baik guru maupun siswa.

Tugas guru adalah bagaimana harus mendesain agar menciptakan agar menciptakan proses belajar mengajar yang lebih optimal. Guru seharusnya dapat mengembangkan interaksi belajar mengajar yang lebih dinamis untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Bentuk-bentuk kegiatan belajar selain melalui pengajaran di depan kelas, perlu diperhatikan bentuk-bentuk belajar yang lain. Guru dapat menanyai dan menangkap keadaan siswa dan sebaliknya siswa mengajukan berbagai persoalan- persoalan dan hambatan yang sedang dihadapi. Terjadilah suatu proses interaksi dan komunikasi yang humanistik. Hal ini jelas akan sangat membantu keberhasilan studi para siswa. Berhasil dalam arti tidak sekedar tahu atau mendapatkan nilai baik dalam ujian, tetapi akan menyentuh pada soal sikap mental dan tingkah laku atau hal-hal yang intrinsik.

4. Problemat Guru dalam Media Pembelajaran

Selain permasalahan dalam hal pengelolaan kelas, yakni menerapkan metode pembelajaran, terdapat masalah atau kendala lain yang sering dihadapi oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran yaitu sering tidak adanya penggunaan media sebagai sarana penunjang kegiatan pembelajaran.

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secra harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.

Belajar adalah suatu proses yang kompleks, rumit dan unik, karena memiliki ciri-ciri/karakteristik tertentu yang berbeda antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain. Oleh karenanya, belajar adalah masalah individual, dalam arti bahwa belajar akan terjadi karena individu itu sendiri yang melakukannya.[15] Penggunaan media dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat bermanfaat sekali bagi guru dalam hal menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Karena dengan adanya media dapat memudahkan pemahaman peserta didik dalam memahami materi yang sulit dipahami jika hanya dengan mendengarkan penjelasan dari guru saja. Oleh karena itu, guru tidak boleh meremehkan yang namanya media atau bahkan meninggalkan media sebagai alat bantu pembelajaran. Akan tetapi, guru harus mampu mencari media dan menggunakan media tersebut untuk membantu terlaksananya KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

 

5.    Peranan ICT dalam menunjang pembelajaran daring selama masa pandemi

      Dalam kondisi dunia dan juga Indonesia sedang menghadapi pandemi Virus Corona 19 ini mengharuskan dunia pendidikan bertransformasi untuk mengikuti perubahan karena sistem pembelajaran yang digunakan selama ini adalah bertatap muka di kelas menjadi sistem daring (dalam jaringan) dengan memanfaatkan teknologi internet. Sistem informasi sebagai suatu sistem yang merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu, mempunyai beberapa komponen yang saling terkait dan membentuk jalinan kerja yang kompak untuk mencapai sasaran.

Oleh karena itu, dalam masa pandemi  dan dengan telah dimasukinya era globalisasi saat ini, teknologi informasi dan komunikasi atau Information and Communication Technologies (ICT) sangat dirasakan peran dan manfaatnya bagi dunia pendidikan. Karena teknologi yang berkembang menyediakan kesempatan yang sangat besar untuk mengembangkan manajemen pendidikan dan proses pembelajaran.

ICT adalah sistem pembelajaran berbasis multimedia (teknologi yang melibatkan teks, gambar, suara, dan video) mampu membuat penyajian suatu topik bahasan menjadi menarik, tidak monoton dan mudah untuk dicerna. Peran yang sangat penting dan strategis ini sebagai pusat belajar, pusat budaya, dan pusat peradaban menuntut lembaga-lembaga pendidikan untuk dapat mengembangkan aktivitas pembelajaran yang jelas dan daya jangkau yang luas. Namun tetap diingat bahwa ICT hanyalah sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran.

Mengetahui dan menyadari besarnya manfaat ICT bagi dunia pendidikan, para ahli UNESCO menganjurkan agar semua negara; khususnya negara berkembang; meningkatkan berbagai sumber daya yang diperlukan untuk mengelaborasi ICT dalam berbagai kebijakan, strategi, dan aktivitas pendidikan. Sekarang ini sebagian besar negara menekankan pembelajaran dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai inti dari sistem pendidikan mereka.

Di Indonesia, berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2020-2024 ditegaskan pada Perioritas Kemendikbud yang keempat adalah pengembangan teknologi. Fokus dari teknologi ini menurut Menteri adalah untuk membantu semua manusia dalam sestem untuk melaksanakan tugasnya dengan cara yang lebih baik. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk dapat memberikan pelayanan prima, salah satu yang perlu dilakukan adalah pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang dilakukan melalui pendayagunaan ICT di bidang pendidikan yang mencakup peran ICT sebagai substansi pendidikan, alat bantu pembelajaran, fasilitas pendidikan, standar kompetensi, penunjang administrasi pendidikan, alat bantu manajemen satuan pendidikan, dan infrastruktur pendidikan. Berkaitan dengan hal di atas, fenomena pemanfaatan ICT dalam pembelajaran di lembaga pendidikan semakin bergaung, bahkan dalam kurikulum 2013 ICT memegang peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Pada kurikulum 2013 dijelaskan bahwa pembelajaran menerapkan prinsip siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan dimana saja adalah kelas. Oleh karena itu, pemanfaatan ICT diperlukan dalam rangka efektivitas dan efisiensi pembelajaran apalagi ditengah pandemi Covid-19 saat ini.

Wallahu a’lam

      

 

 

 

PERANAN ICT DAN INOVASI PENDIDIKAN PADA MASA PANDEMI PERANAN ICT DAN INOVASI PENDIDIKAN PADA MASA PANDEMI Reviewed by TARBIYAH SYAMILAH on 9:04 AM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.