TAATILAH ALLAH DAN JANGAN IKUTI SETAN

*Bab III*
*Mutiara Hidayah Bagian Pertama*
Penulis : Muttaqin Anang Toha
(Ketua Umum Rabithah Majelis Taklim Tarbiyah Syamilah)
################

*TAATILAH ALLAH DAN JANGAN IKUTI SETAN*
*Tadabbur QS. Al Baqarah : 30-39*


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

30. وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لا تَعْلَمُونَ

31. وَعَلَّمَ آدَمَ الأسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

32. قَالُوا سُبْحَانَكَ لا عِلْمَ لَنَا إِلا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

33. قَالَ يَا آدَمُ أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ فَلَمَّا أَنْبَأَهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ

34. وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

35. وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ

36. فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الأرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ

37. فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

38. قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ

39. وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Pada ayat-ayat di atas, Allah swt menerangkan kisah ummat terdahulu, yaitu kisah tentang penciptaan manusia pertama, Adam ‘alaihis salam.

Allah swt menyebutkan bahwa tujuan Dia menciptakan manusia (Adam dan anak keturunannya) adalah sebagai *khalifah* di muka bumi, yakni suatu kaum yang
akan menggantikan satu sama lain, kurun demi kurun, dan generasi demi
generasi untuk melaksanakan dan menegakkan hukum-hukum Allah dalam menjalani ketetapan-Nya dan mengatur kehidupan di muka bumi.

 30. وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لا تَعْلَمُونَ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Dengan menjadi khalifah, yakni kaum pengganti yang melaksanakan dan
menegakkan hukum-hukum Allah dalam menjalani ketetapan-Nya dan mengatur kehidupan di muka bumi ini maka kebahagiaan, keselamatan, ketenteraman, kemaslahatan dan berbagai nikmat dan anugerah lainnya akan Allah berikan kepada kita.

Sebaliknya, jika hawa nafsu yang menjadi patokan hidup, maka
kerusakan, kekacauan dan pertumpahan darahlah yang akan terjadi.

Allah adalah Dzat Yang Maha Mengetahui, Dia tidak hanya berkehendak untuk menjadikan manusia khalifah di muka bumi, namun Dia juga menyiapkan
segala sesuatu dengan sempurna agar manusia mampu menjalankan amanah besar tersebut.

Selain seluruh sarana dan prasarana penunjang kehidupan manusia, Allah juga menciptakan manusia dengan bentuk yang paling sempurna
dari makhluq lain.

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At Tiin : 4)

Salah satu bukti kesempurnaan penciptaan-Nya adalah diciptakan-Nya akal
dan jiwa sebagai bagian yang sangat penting dalam diri manusia.

Dengan keduanya, manusia dapat menerima dan memahami berbagai ilmu pengetahuan,
mengembangkannya menjadi berbagai bentuk teknologi yang berguna.

31. وَعَلَّمَ آدَمَ الأسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

قَالُوا سُبْحَانَكَ لا عِلْمَ لَنَا إِلا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ . 32

33. قَالَ يَا آدَمُ أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ فَلَمَّا أَنْبَأَهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!"

Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"
(QS. Al Baqarah : 31-33)

Bahkan jika akal dan jiwa ini mampu dijalankan dan dikendalikan sesuai
tuntunan yang telah ditetapkan Allah swt, beramal bersama hidayah iman dan taqwa, istiqamah di jalan yang lurus maka keduanya dapat menjadikan seorang
manusia bernilai tinggi dan mulia di hadapan Allah swt dan manusia lain bahkan lebih mulia daripada para malaikat yang senantiasa bertasbih dengan memuji dan mensucikan Allah swt.

34. وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS. Al Baqarah : 34)

Jika akal dan jiwa mampu dijalankan dan dikendalikan sesuai tuntunan yang telah ditetapkan Allah swt, beramal bersama hidayah iman dan taqwa, istiqomah di jalan yang lurus, sirathal mustaqim, maka keduanya dapat mengantarkan
seorang manusia ke surga, tempat kembali yang paling indah dan penuh dengan kenikmatan.

Surga adalah tempat kembali yang telah disiapkan Allah untuk
orang-orang yang beriman, taat, beramal shaleh dan bertaqwa.

Surga diciptakan
sebelum Adam diciptakan, dan Adam dan istrinya adalah dua orang manusia yang menjadi saksi tentang kebenaran adanya kenikmatan luar biasa di dalam surga karena mereka berdua pernah diam, tinggal dan hidup di dalamnya.

Al Hafidz Abu Bakar bin Mardawih meriwayatkan dari Abu Dzar ra., ia
berkata, “Saya bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat
engkau tentang Adam, apakah ia sebagai nabi?’ Nabi menjawab, ‘Benar, ia adalah nabi dan rasul yang diajak berbicara oleh Allah secara nyata.’”
(Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, I/90)

35. وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ

Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. (QS. Al Baqarah : 35)

Ayat ke-35 ini juga berisi pelajaran bahwa sebesar apapun kesenangan yang didapatkan, tidak boleh melalaikan kita dari mentaati perintah Allah swt.

Ketidak-taatan terhadap perintah Allah dan pelanggaran terhadap larangan-Nya akan membuat seseorang terjerumus ke dalam kesalahan dan kezaliman serta menjadi sebab hilangnya keberkahan di dalam kesenangan tersebut, bahkan dapat merubah kesenangan menjadi kesengsaraan. Hal inilah yang terjadi pada Nabi Adam dan Hawa.

Iblis yang telah dilaknat menjadikan kesenangan di surga sebagai pintu
masuk untuk mempengaruhi jiwa Adam dan Hawa, ia membisikkan pikiran jahat kepada keduanya bahwa tempat kediaman mereka yang sesungguhnya adalah di
muka bumi bukan di surga padahal kehidupan dunia tidak seindah dan senikmat kehidupan di surga.

“…. dan setan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu untuk
mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi
malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)".
(QS. Al A’raf : 20)

Untuk menguatkan tipu dayanya, setanpun bersumpah bahwa dia adalah orang yang benar dan termasuk orang yang pernah tinggal di dalam surga sebelum Adam.

“Dan Dia (setan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua."
(QS. Al A’raf : 21)

Lalu tergelincirlah Adam dan Hawa oleh tipu daya setan, mereka berdua melupakan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya.

Didekatilah pohon yang dilarang bagi mereka untuk mendekatinya lalu mereka pun memakan buahnya.

Said bin Abi Arubah meriwayatkan dari Ubai bin Ka’ab ra., dia berkata, “Adam adalah seorang laki-laki yang tinggi seperti pohon kurma yang menjulang. Dia berambut lebat. Setelah dia melakukan kesalahan, maka tampaklah auratnya pada saat itu juga dan dia dapat melihat auratnya sendiri. Maka, Adam pun berlari terbirit-birit di surga sehingga rambutnya terangkut pada salah satu pohon di surga. Adam berkata, ‘Lepaskan aku!’ Pohon itu menjawab, ‘Aku tidak akan melepaskanmu.’ Kemudian Allah menyerunya, ‘Hai Adam, apakah kamu lari dari Aku?’ Adam menjawab, ‘Duh Tuhanku, sesungguhnya aku malu
kepada-Mu.’”
(Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, II/247)

Allah swt berfirman,

36. فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الأرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ

Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan". (QS. Al Baqarah : 36)

Karena kesalahan yang telah dilakukan Adam dan Hawa, lalu Allah swt mengeluarkan keduanya dari keadaan semula, yakni telanjang dari sebelumnya berpakaian dan dikeluarkan dari tempat tinggal yang penuh dengan kesenangan dan kenikmatan menuju tempat kediaman dengan batas waktu yang ditentukan.

Di bumi juga disediakan rezeki, kesenangan dan kenikmatan namun ia harus diperoleh dengan perjuangan dan kerja keras terlebih dahulu. Adam dan Hawa pun menyesali kesalahannya dan bertobat kepada Allah
swt.

Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, dan keduanya berdo’a dengan kalimat tersebut.

37. فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.

Adh Dhahak bin Muzahim berkata bahwa kalimat yang dimaksudkan adalah firman Allah swt surat Al A’raf ayat 23 yang berbunyi:

قَالا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".

Pada ayat ke-38 Allah swt memberikan peringatan kepada Adam, Hawa dan juga seluruh anak keturunan mereka sampai hari kiamat bahwasanya Allah menurunkan petunjuk-Nya melalui para nabi dan rasul, kitab-kitab, keterangan dan penjelasan-Nya dan barang siapa yang mengikuti petunjuk Allah tersebut, mengikuti nabi dan rasul yang diutus kepada mereka, mengimani dan mengamalkan kitab-Nya, maka mereka akan mendapatkan kemudahan dalam menjalani kehidupan di bumi dengan berbagai ujian di dalamnya.

Tidak ada kekhawatiran atas mereka akan kehidupan setelah kematian, dan mereka tidak
bersedih hati ketika tidak mampu meraih dan memperoleh beberapa
kesenangan di bumi karena kesenangan di akhirat, yaitu surga telah menanti
mereka.

38. قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ

Kami berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". QS. Al Baqarah : 38)

Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mendapatkankan petunjuk, dan istiqomah dalam petunjuk tersebut hingga akhir
kehidupan kita di dunia.

Kita berlindung kepada Allah dan memohon rahmat-Nya
agar tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang kafir yang akan menjadi
penghuni neraka karena ke-dusta-an mereka terhadap ayat-ayat Allah.

وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ . 39

Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. Al Baqarah : 39)

“Ya Allah, tunjukilah kami ke jalan yang lurus. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”

Aamiin

###############
http://tarbiyahsyamilah.blogspot.co.id/2017/03/ada-apa-saja-dalam-tarbiyah-syamilah.html?m=1
TAATILAH ALLAH DAN JANGAN IKUTI SETAN TAATILAH ALLAH DAN JANGAN IKUTI SETAN Reviewed by TARBIYAH SYAMILAH on 8:44 PM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.