PERAYAAN YANG DIBERKAHI
Oleh Muttaqin Anang Toha
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala kenikmatan di dalam kehidupan kita.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW.
Marilah kita pergunakan segala kenikmatan yang telah Allah berikan untuk semakin menjadikan kita orang-orang yang bertakwa kepada-Nya.
Marilah kita bertaqwa kepada Allah kapan saja dan dimanapun kita berada baik dalam keadaan susah maupun senang.
Kita jaga taqwa ini hingga sakaratul maut dapat kita lalui dengan husnul khotimah.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berjanji dalam Firman-Nya surat al-Qamar ayat 54-55:
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَهَرٍ
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai,
فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيكٍ مُقْتَدِرٍ
di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa.
Hari ini tanggal 12 Agustus 2018, gegap gempita kegembiraan sudah tampak di sekitar kita, bahkan di seluruh pelosok tanah air, pancaran 5 hari lagi kita bangsa Indonesia akan memperingati hari kemerdekaan RI yang ke-73.
DIRHAHAYU REPUBLIK INDONESIA, Semoga Allah SWT melimpahkan keberkahan kepada negeri yang kita cintai ini.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT
Kita boleh saja merayakan hari-hari yang istimewa seperti dua hari raya ('ied) peringatan Hari Kemerdekaan, resepsi pernikahan (walimatul 'ursy), walimatul khitan, peresmian nama, hari ulang tahun dan lain sebagainya dengan mengadakan berbagai macam bentuk hiburan pada hari-hari tersebut.
Namun, tentu saja perayaan yang dilakukan tetap tidak boleh keluar dari syariat Islam. Tidak boleh dilakukan dengan tata cara yang dan perilaku yang mengandung dosa dan kemaksiatan apalagi terdapat kesyirikan di dalam perayaan tersebut.
Jauhkan dari judi, mabuk-mabukan, hura-hura dan campur aduk antara yang halal dengan yang haram.
Tetapi, penuhilah perayaan hari bahagia itu dengan peng-Agung-an akan ke-Maha Besar-an Allah SWT, Dzat yang telah melimpahkan kebaikan dan kebahagiaan tersebut.
Allah telah memerintahkan kita untuk mengungkapkan kebahagiaan dengan cara Bertasbih, memuji Allah dan menjaga diri dari bermaksiat kepadanya ketika merayakan kebahagiaan tersebut, sebagaimana firman-Nya:
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ، وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا، فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong. Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Menerima taubat". [an-Nasr : 1-3]
Di dalam kitab tafsir Ibnu Katsir tertulis bahwa sebagian sahabat Umar Bin Khattab menafsirkan ayat ini bahwa:
"Allah telah memerintahkan kepada kita bila Dia telah memenangkan kita atas kota-kota besar dan benteng-benteng musuh, hendaknya kita memuji kepada Allah, bersyukur, dan bertasbih kepada-Nya. Yakni mengerjakan salat dan memohon ampun kepada-Nya."
Dan ketika Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam beserta lebih kurang 10.000 kaum muslimin berhasil merebut kembali kota Mekah, sebagai wujud syukur kepada Allah, Nabi SAW melakukan shalat sebanyak 8 rakaat.
Hal ini juga dianjurkan kepada setiap pemimpin perang untuk melakukan sholat 8 rakaat jika berhasil memenangkan suatu tempat ketika pertama kali memasuki tempat itu, sebagaimana juga dilakukan oleh Sa'ad bin Abi Waqqash pada saat memenangkan suatu negeri.
Inilah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabat ketika Merayakan kemenangan dan kebahagiaan.
Karena sesungguhnya kemenangan dan kebahagiaan itu merupakan anugrah dari Yang Maha Pencipta, yang diberikan untuk semakin menguatkan hubungan kita dengan-Nya.
Bukan malah sebaliknya, perayaan kegembiraan justru dilakukan dengan perbuatan dosa dan kemaksiatan, penuh ujub dan kesombongan, hura-hura dan mengumbar aurat, bahkan sampai melupakan kewajiban shalat lima waktu dan kewajiban Muslim lainnya.
Hingga akhirnya merubah ridho Allah menjadi murka-Nya. Na'udzubillahi min dzalik.
Dalam surat al-kahfi ayat 32 sampai ayat 44 Allah Subhanahu Wa Ta'ala menceritakan tentang satu dari dua orang Yahudi yang diberikan Allah kenikmatan dan anugerah yang luar biasa.
Ia mempunyai ini 2 buah kebun anggur yang dikelilingi dengan pohon pohon kurma, Diantara Dua kebun tersebut ada ladang dan sungai. Kedua kebun Dan Ladang tersebut menghasilkan buah dan sayuran yang banyak sehingga ia menjadi orang yang kaya raya dan memiliki pengikut-pengikut yang banyak lagi kuat.
Namun sayang, dia termasuk orang yang kafir, yang tidak mengakui bahwa Anugrah itu berasal dari Allah, sehingga Ia menjadi orang yang sombong dan zalim.
Kemudian karena kesombongannya lalu Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjadikan kebun-kebun nya hancur terbakar, hingga menjadi tanah licin, dan harta bendanya dibinasakan Allah.
(32). ۞ وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلًا رَجُلَيْنِ جَعَلْنَا لِأَحَدِهِمَا جَنَّتَيْنِ مِنْ أَعْنَابٍ وَحَفَفْنَاهُمَا بِنَخْلٍ وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمَا زَرْعًا
Dan berikanlah kepada mereka sebuah perumpamaan dua orang laki-laki, Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan Kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon korma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang.
(33). كِلْتَا الْجَنَّتَيْنِ آتَتْ أُكُلَهَا وَلَمْ تَظْلِمْ مِنْهُ شَيْئًا ۚوَفَجَّرْنَا خِلَالَهُمَا نَهَرًا
Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu tiada kurang buahnya sedikitpun dan Kami alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu,
(34). وَكَانَ لَهُ ثَمَرٌ فَقَالَ لِصَاحِبِهِ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَنَا أَكْثَرُ مِنْكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا
dan dia mempunyai kekayaan besar, maka ia berkata kepada kawannya (yang mu'min) ketika ia bercakap-cakap dengan dia: "Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat".
(35). وَدَخَلَ جَنَّتَهُ وَهُوَ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ قَالَ مَا أَظُنُّ أَنْ تَبِيدَ هَٰذِهِ أَبَدًا
Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri; ia berkata: "Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya,
(36). وَمَا أَظُنُّ السَّاعَةَ قَائِمَةً وَلَئِنْ رُدِدْتُ إِلَىٰ رَبِّي لَأَجِدَنَّ خَيْرًا مِنْهَا مُنْقَلَبًا
dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku di kembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-kebun itu".
(37). قَالَ لَهُ صَاحِبُهُ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَكَفَرْتَ بِالَّذِي خَلَقَكَ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ سَوَّاكَ رَجُلًا
Kawannya (yang mu'min) berkata kepadanya sedang dia bercakap-cakap dengannya: "Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?
(38). لَٰكِنَّا هُوَ اللَّهُ رَبِّي وَلَا أُشْرِكُ بِرَبِّي أَحَدًا
Tetapi aku (percaya bahwa): Dialah Allah, Tuhanku, dan aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku.
(39). وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ۚإِنْ تَرَنِ أَنَا أَقَلَّ مِنْكَ مَالًا وَوَلَدًا
Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu "Maa Syaa Allah, Laa Quwwata Illa Billah" (Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan,
(40). فَعَسَىٰ رَبِّي أَنْ يُؤْتِيَنِ خَيْرًا مِنْ جَنَّتِكَ وَيُرْسِلَ عَلَيْهَا حُسْبَانًا مِنَ السَّمَاءِ فَتُصْبِحَ صَعِيدًا زَلَقًا
maka mudah-mudahan Tuhanku, akan memberi kepadaku (kebun) yang lebih baik daripada kebunmu (ini); dan mudah-mudahan Dia mengirimkan ketentuan (petir) dari langit kepada kebunmu, hingga (kebun itu) menjadi tanah yang licin.
يُصْبِحَ مَاؤُهَا غَوْرًا فَلَنْ تَسْتَطِيعَ لَهُ طَلَبًا
atau airnya menjadi surut ke dalam tanah, maka sekali-kali kamu tidak dapat menemukannya lagi".
(42). وَأُحِيطَ بِثَمَرِهِ فَأَصْبَحَ يُقَلِّبُ كَفَّيْهِ عَلَىٰ مَا أَنْفَقَ فِيهَا وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا وَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُشْرِكْ بِرَبِّي أَحَدًا
Dan harta kekayaannya dibinasakan, lalu ia membulak-balikkan kedua tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang ia telah belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur itu roboh bersama para-paranya dan dia berkata: "Aduhai kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku".
(43). وَلَمْ تَكُنْ لَهُ فِئَةٌ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مُنْتَصِرًا
Dan tidak ada bagi dia segolonganpun yang akan menolongnya selain Allah; dan sekali-kali ia tidak dapat membela dirinya.
(44). هُنَالِكَ الْوَلَايَةُ لِلَّهِ الْحَقِّ ۚهُوَ خَيْرٌ ثَوَابًا وَخَيْرٌ عُقْبًا
Di sana pertolongan itu hanya dari Allah Yang Hak. Dia adalah sebaik-baik Pemberi pahala dan sebaik-baik Pemberi balasan.
Oleh karena itu, ketika kita mendapatkan kegembiraan atau kebahagiaan marilah kita rayakan dengan cara-cara yang diridhoi oleh Allah. Perbanyaklah memuji Allah dan mengatakan "Masya Allah, laa quwwata illa Billah".
Hingga perayaan yang kita lakukan adalah perayaan yang diberkahi Allah.
Semoga Allah senantiasa memberikan Hidayah dan bimbingannya kepada kita dan para pemimpin bangsa ini untuk dapat berlaku dan berbuat adil dan amanah di dalam mengisi kemerdekaan yang telah Allah berikan kepada kita.
Aamiin ya robbal alamin.
Reviewed by TARBIYAH SYAMILAH
on
8:04 AM
Rating:
No comments: