MENJADI ORANG TUA AHLI SURGA

MENJADI ORANG TUA AHLI SURGA
Oleh Ustadz MUTTAQIN Anang Toha


 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
 الحَمْدُ ِللهِ اشّهدُ أنْ لآاله الا اللهُ وَحْدَهُ لاشَريكَ لهُ وَأشْهَدُ أنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلهُ لانَبيّ بَعْدَهْ *
 اللهُمّ صَلىّ عَلى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وَعَلى الهِ وَأصْحَابِهِ وَسَلّمْ تَسْلِيمًا كثِيرًا * أمّابَعْد:
 فَيَا أيّهَاالنّاسُ، إتّقُوااللهَ تَعَالى، حَقّ تُقَاتِه وَلا تَمُوْتُنّ إلاوَانْتُمْ مُسْلِمُوْنَ*

Ayah dan Bunda yang sholeh dan sholihah  yang Disayang Allah.

Marilah kita bertaqwa kepada Allah SWT dengan sebenar-benar ketaqwaan.

Dengan melaksanakan semua perintah Dzat yang Menghidupkan dan Memberi kita rizqi, dengan segenap kemampuan maksimal kita.

Dan marilah kita tinggalkan dan jauhi semua bentuk kemaksiatan dan dosa, kecil apalagi besar, yang dapat mengotori fitrah kholqiyyah kita, fitrah penciptaan setiap manusia dalam keadaan suci dari dosa dan beragama Islam yang benar.

Sehingga kita dapat kembali dengan selamat kehadapan Sang Pencipta Allah Robbul ‘Alamin.

Tema kita kali ini adalah:
MENJADI ORANG TUA AHLI SURGA

Anak, tidak hanya sebagai sebuah anugerah dari Allah kepada kita semata. Namun anak juga merupakan amanah yang harus kita jaga dengan sebaik-baiknya.

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي الدَّرَاوَرْدِيَّ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ إِنْسَانٍ تَلِدُهُ أُمُّهُ عَلَى الْفِطْرَةِ وَأَبَوَاهُ بَعْدُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ فَإِنْ كَانَا مُسْلِمَيْنِ فَمُسْلِمٌ كُلُّ إِنْسَانٍ تَلِدُهُ أُمُّهُ يَلْكُزُهُ الشَّيْطَانُ فِي حِضْنَيْهِ إِلَّا مَرْيَمَ وَابْنَهَا

Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah lalu kedua orang tuanyalah yg menjadikannya sebagai seorang yahudi, nasrani & majusi (penyembah api). Apabila kedua orang tuanya muslim, maka anaknya pun akan menjadi muslim. Setiap bayi yg dilahirkan dipukul oleh syetan pada kedua pinggangnya, kecuali Maryam & anaknya (Isa). [HR. Muslim No.4807]

Kita sebagai orang tua telah diamanahi untuk menjaga titipan Allah yang saat pertama kali dititipkan kepada kita dalam keadaan suci (dalam fitrah Islam).ِ

Maka ketika titipan itu sampai waktunya diambil kembali oleh Yang Punya, yaitu Allah, maka ia harus kembali tetap dalam keadaan fitrah.

Inilah tugas kita sebagai orang tua

Jika anak kita kembali kepada Allah dalam keadaan tidak bersih, penuh dengan kotoran dosa dan maksiat, maka bersiap2lah.

Kita sebagai orang tua akan ditanya:

Sudah maksimalkah kita didalam menjaga kefitrahan mereka?

Allah Berfirman:

 يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ 

 [آل عمران: 102] .

“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Alloh sebenar-benarnya takwa, dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan memeluk agama Islam.”

Dan Allah SWT. mengingatkan dengan Firman-Nya pada surat at Tahrim ayat 6:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai ( perintah ) Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

Saya yakin, ada diantara kita pernah mendengar tausiyah almarhum KH. Zainuddin MZ.

Beliau pernah menyampaikan bahwa ada orangtua yang sudah divonis masuk surga, tetapi kemudian dibatalkan hingga akhirnya dia masuk neraka bersama anaknya.

Hal itu disebabkan karena anaknya menuntut kalau orangtuanya tidak pernah memperhatikan agamanya sewaktu di dunia. Sementara orangtuanya sibuk dengan urusan ibadahnya sendiri.

Atau mungkin pernah membaca atsar tabi'in bahwa:

"Telah dikabarkan kepada kami bahwa seorang anak akan tergantung di leher ayahnya pada hari kiamat nanti.

Lalu dia berkata: 'Wahai Rabbku, ambillah hakku dari orang yang menzhalimiku ini!'

Sang ayah berkata: 'Bagaimana aku menzhalimimu, sedangkan aku telah memberimu makan dan pakaian?'

Sang anak berkata: 'Benar, engkau telah memberiku makan dan pakaian, tetapi engkau melihatku melakukan maksiat dan engkau tidak melarangku.'"

Walaupun kedua riwayat di atas belum kami temukan perawi jelasnya, tetapi cukup lah kiranya dijadikan sebagai peringatan bagi kita utk bersungguh-sungguh menjaga amanah dari Allah SWT.

Kalau kita membaca Al Qur'an kita akan menemukan beberapa ikhtiar yang Allah ajarkan kepada kita, agar titipan Allah ini dapat kita kembalikan tetap dalam keadaan fitrah.

Ikhtiar yang saya maksudkan adalah berupa do'a yang dapat kita panjatkan kepada Dzat Yang Memiliki Alam Semesta ini, yaitu:

1) Ketika Si Anak Belum Berada di Dalam Kandungan Atau sebelum Bunda mengandung

Lazhimkanlah membaca do'a Nabi Zakariyah as berikut ini:

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

"Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa". QS. Ali Imran ayat 38

2) Ketika akan memulai proses pembuahan ovum (sel telur)
Atau (maaf) Ketika hendak berhubungan suami istri

Bacalah:
بسم الله الرحمن الرحيم
Al Fatihah ayat : 1

Di riwayatkan didalam Tafsir Al-Kabir dari Abi Hurairah r.a, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Ya Aba Hurairah jika engkau hendak berwudhu maka ucapkan ‘Bismillahir rahmanir rahim’ maka malaikat yang menjagamu tidak akan beristirahat untuk terus mencatat kebaikan untukmu hingga engkau selesai berwudhu. Dan jika engkau hendak mempergauli isterimu maka ucapkan ‘Bismillah’, sungguh malaikat yang menjagamu akan terus menulis kebaikan untukmu hingga engkau janabah (mandi), dan jika isterimu melahirkan seorang anak dari hasil pergaulanmu itu maka dituliskan bagimu kebaikan sebanyak bilangan nafas anak itu dan sebanyak bilangan keturunannya sampai tidak tersisa satu orangpun dari mereka”.

Lalu tambahkan do'a:

اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبْ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

"Ya Allâh, hindarkanlah kami dari syetan dan jagalah apa yang engkau rizkikan kepada kami dari syetan."

Karena syaithon lah senantiasa berusaha menghasud hawa nafsu hingga membuat manusia tergelincir dari jalan Allah.
Baik syaiton dari bangsa jin maupun syaithon dari bangsa manusia

3) Selama dalam proses kehamilan

Sebagaimana yang pernah kami terangkan pada kajian sebelumnya, bahwa seorang wanita selama mengandung tidak akan mengalami haid.

Artinya bahwa selama masa mengandung, seorang ibu/calon ibu tidak terhalang untuk sholat, membaca al Qur'an bahkan berpuasa. Maka selama, mengandung perbanyaklah beribadah kepada Allah

Berdo'alah dan bercita-citalah untuk anak yang masih di dalam kandungan, agar kelak menjadi anak sholeh.

Bahkan bila perlu dengan bernazar, seperti Istrinya Imran (Hanna), yang bernazar untuk menjadikan anaknya (Maryam) yang masih dalam kandungan sebagai orang yang kelak akan menolong agama Allah.

 رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ 

"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu, terimalah (nazar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
(QS. Ali Imran : 35)

4) Ketika si Anak lahir

Olesilah langit2 mulutnya dengan kurma yang sdh dikunyah (mentahnik) seraya mengucapkan:
بارك الله فيه/ ها
Berilah nama yang baik (sebagai do'a), Dan berdo'a memohon perlindungan kepada Allah dari gangguan dan godaan syaithon.

 اِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku melindungkannya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari setan yang terkutuk."
(QS. Ali Imran : 36)

Dianjurkan memberikan kabar gembira dengan kelahiran anak.

Pada hari ketujuh (hari lahir dihitung sebagai hari pertama)

Cukur habis rambutnya (baik anak laki-laki maupun anak perempuan) dan bersedekah kepada orang-orang miskin dengan perak atau senilainya sesuai berat rambutnya ketika ditimbang.

يَا فَاطِمَةُ اِحْلِقِيْ رَأْسَهُ وَتَصَدَّقِيْ بِِزِنَةِ شَعْرِهِ فِضَّةً

“Wahai Fathimah! Cukurlah rambutnya dan bersedekahlah sesuai berat rambutnya dengan perak.” (HR. Ahmad, Malik, Tirmidzi, Hakik, dan Baihaqi, dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi no. 1226)

Lalu, laksanakan khitan dan Beraqiqahlah

5) Ketika Anak telah berusia kanak-kanak
(0-6 tahun)

Ketika Ismail masih bayi / kanak2, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim meninggalkan istrinya dan bayinya di padang yang tandus.

Nabi Ibrahim mentaati peruntah tsb, lalu berdo'a:

رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

Ya Tuhan kami, (jadikanlah mereka orang-orang yang) mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.

Doa'kan mereka agar dijadikan Allah ahlushsholah, disenangi banyak orang dan ditetapkan rizqi yang melimpah untuk mereka.

 وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْتَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللهَ وَلْيَقُولُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا.

Artinya: Dan hendaklahtakut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranyamerekameninggalkanketurunan yang lemah di belakangmereka yang merekakhawatir terhadap (kesejahteraan) nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar. (An-Nisa :9)

6) Ketika anak2 memasuki usia 7 - baligh

Ajarkan dan biasakan mereka melaksanakan sholat.

Diantara do'a yang bisa kita panjatkan adalah do'a Nabi Ibrahim berikut:

 الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَهَبَ لِي عَلَى الْكِبَرِ إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُ الدُّعَاءِ (39) رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاء

Segala puji bagi Allah, yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa. Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. (Ibrahim : 40)ِ

7) Ketika Anak2 sudah Remaja

Perlakukan mereka sebagai teman, dengarkan curhat ide dan usulan mereka.

Dan berdo'alah untuk mereka dengan do'a Nabi Ibrahim setelah beliau dan Ismail selesai meninggikan pondasi ka'bah, Nabi Ibrahim berdo'a:

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُرَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيم

"Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau, dan (jadikanlah) di an­tara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau, dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat iba­dah haji kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.' (Ibrahim : 128)
ُ
8) Ketika Anak2 sudah Dewasa

Abu Bakar ra. pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang cara2 bersyukur atas nikmat terbesar yg Allah berikan ketika beliau masih berumur 39 tahun, yaitu hidayah iman dan islam.

Lalu Allah SWT mengajarkan cara2nya, yaitu berdo'a:

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". Al Ahqaf : 15)

Ayah dan bunda sholehah, demikian kajian kita kali ini.

Semoga kita semua dapat menjadi orang tua yang amanah.

Mampu menjaga titipan Allah dengan sebaik-baiknya.

Semoga kita menjadi orang tua Ahli Surga.
Aamiin

 والسلام عليكم ورحمةالله وبركاته




MENJADI ORANG TUA AHLI SURGA MENJADI ORANG TUA AHLI SURGA Reviewed by TARBIYAH SYAMILAH on 12:16 AM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.