Jurnal Tentang Tarbiyah Syamilah


Strategi Pengembangan Lembaga Pendidikan Nonformal Yayasan Tarbiyah Syamilah Di Kabupaten Ogan Ilir

Nurul Tarisa Putri

Mahasiswa Program Studi Pengembangan Masyarakat Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Abstrak

Skripsi ini berjudul “Strategi Pengembangan Lembaga Pendidikan Nonformal Yayasan Tarbiyah Syamilah di Kabupaten Ogan Ilir. 

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pengembangan Lembaga pendidikan nonformal Yayasan Tarbiyah Syamilah di Kabupaten Ogan Ilir, kendala dan pengaruh pengembangan Lembaga pendiidkan Nornformal Yayasan Tarbiyah Syamilah di Kabupaten Ogan Ilir. 

Jenis penelitian merupakan penelitian lapangan (field research),yaitu penelitian yang mencari data di lapangan untuk mendukung teori yang digunakan. Metode atau pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. 

Dalam melakukan wawancara terdiri dari 4 (empat) informan, yaitu ketua pengurus harian Yayasan Tarbiyah Syamilah sebagai informan kunci, pengurus harian Yayasan Tarbiyah Syamilah sebagai informan utama, serta ketua dan anggota unit RMT Tarbiyah Syamilah sebagai informan pendukung. Kemudian, dilakukan pemeriksaan keabsahan data dengan teknik triangulasi teknik dan triangulasi sumber. 

Hasil penelitian menunjukkan strategi pengembangan lembaga pendidikan nonformal Yayasan Tarbiyah Syamilah di Kabupaten Ogan Ilir menggunakan teori master strategy yang terdiri dari entetprise strategy, corporate strategy, business strategy, dan fungsional strategy.

Kendala yang dihadapi dalam pengembangan Yayasan Tarbiyah Syamilah adalah terbatasnya fasilitas sarana prasarana dan dana pengembangan karena belum adanya donatur tetap. Selain itu, Tarbiyah Syamilah terkadang masih kekurangan sumberdaya manusia. 

Berangkat dari teori Kiai Sahal Mahfud dalam buku pengembangan masyarakat Islam bahwa pengembangan dan pembangunan masyarakat melalui aktualisasi perilaku amar ma’ruf nahi munkar sebagaimana dalam Qs. Ali Imran ayat ke-110 dan menjadi bagian dari dakwah bil-hal yaitu dakwah dengan perbuatan yang nyata, maka pengaruh pengembangan lembaga pendidikan nonformal Yayasan Tarbiyah Syamilah ditandai dengan terlaksananya program pendidikan keaksaraan, pendidikan vokasionnal, pendidikan umum dan penyuluhan, serta pendidikan penyegaran jiwa.

Kata Kunci: Strategi, Pengembangan, Pendidikan Nonformal.

Pendahuluan

Dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas maka tidak lepas dari proses belajar guna memperoleh pengetahuan. Di Indonesia, pendidikan sebagai sarana masyarakat untuk belajar telah mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Selain melalui pendidikan formal, masyarakat juga dapat belajar dari lembaga-lembaga pendidikan nonformal yang tersebar di Indonesia. 

Adapun majelis merupakan sarana pembinaan umat Islam di Indonesia harus bisa menjadi wadah yang mempersatukan umat muslim. Bagi masyarakat majelis taklim kegiatan utamanya yaitu belajar, sekaligus membangun silaturrahim dengan interaksi sosial yang solid.

Majelis taklim merupakan lembaga pendidikan Islam tertua, mulanya di rumah salah satu sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yaitu Al Arqam bin Abin Arqam telah diterapkan sistem taklim yang mana anggotanya tidak dibatasi usia dan jenis kelamin. Dengan cara tersebut Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah mensyiarkan Islam serta memperbaiki karakter dan ketaatan umat dengan berhasil. Rasulullah sukses membina para sahabat menjadi pejuang Islam yang tangguh dalam membela dan menegakkan Islam, di samping ahli dalam mengatur pemerintahan dan membina kehidupan masyarakat*1. 

Pengajian yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kemudian dilanjutkan oleh para sahabat, tabi’ al-tabi’in dan hingga terus bekembang dengan sebutan majelis taklim yang merupakan istilah untuk pengajian yang diasuh dan dibina tokoh agama Islalm seperti ulama. 

Pada masa kejayaan Islam terutama di saat Bani Abbasiyah berkuasa, majelis taklim digunakan sebagai tempat menimba ilmu dan menjadi sarana para ulama dan pemikir menyebarluaskan hasil penemuan atau ijtihadnya. Dapat disimpulkan para ilmuan Islam dari berbagai disiplin ilmu pada waktu itu adalah produk kelahiran dari majelis taklim. Kemudian, pada awal masuknya Islam ke tanah air Indonesia majelis taklim menjadi sarana yang sangat efektif untuk memperkenalkan dan menyiarkan ajaran Islam kepada masyarakat sekitar. Khususnya pada saat penyebaran Islam oleh para wali, majelis taklim juga digunakan untuk menyampaikan dakwah*2. 

Dari hal ini diketahui bahwa majelis taklim merupakan lembaga pendidikan Islam yang sudah lama ada di Indonesia. Dengan berbagai cara dan metode, majelis taklim menjadi tempat berkumpulnya bagi masyarakat yang ingin memperdalam agama Islam dan sebagai sarana komunikasi antar umat muslim. Seiring dengan berkembangnya ilmu dan pemikiran dalam mengatur pendidikan, selain majelis taklim yang bersifat nonformal, hadir pula lembaga pendidikan yang formal seperti pesantren, madrasah, dan sekolah.

Meski telah melampaui beberapa fase perubahan zaman, eksistensi majelis taklim terus bertahan sampai sekarang melalui pemeliharan pola dan tradisi yang baik walaupun di tengah kompetisi lembaga-lembaga pendidikan keagamaan lain yang bersifat formal. Jika dulu majelis taklim hanya tempat mengaji yang dikelola secara personal oleh kiai yang juga merangkap sebagai pengajarnya, sekarang majelis taklim menjadi institusi atau lembaga yang megadakan kegiatan belajar mengkaji agama Islam, baik dikelola dengan cukup baik oleh individu, kelompok maupun lembaga (organisasi)*3.

Di Sumatera Selatan sendiri telah terbentuk majelis taklim hampir di setiap daerah. Salah satunya di Kabupaten Ogan Ilir dikenal Yayasan Tarbiyah Syamilah yang mulai dirintis sejak tahun 2006. 

Awalnya ini hanyalah kelompok pengajian di Desa Rengas, Kecamatan Payaraman, Kabupaten Ogan Ilir dengan nama Jama’atish Sholihat. Kemudian, pada tahun 2008 mulai berkembang dengan dibentuknya unit majelis taklim di Desa Tanjung Laut dan Desa Tanjung Atap Barat, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir. Barulah kumpulan unit majelis taklim di ketiga desa dinamakan Rabithah Tarbiyah Syamilah (RMT). Seiring waktu terus bertambah kelompok majelis taklim di desa-desa lain yang ada di Kecamatan Tanjung Batu, hingga pada tahun 2018 

Rabithah Tarbiyah Syamilah (RMT) dilegalkan menjadi Yayasan Tarbiyah Syamilah sehingga RMT ini dapat dilindungi oleh hukum. Sampai tahun 2022 terdata sudah ada 35 unit majelis taklim dengan total 1125 anggota di bawah Yayasan Tarbiyah Syamilah*4.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan di lapangan dengan mencari data-data yang mendukung teori yang digunakan. 

Pendekatan yang dipilih oleh penulis yaitu menggunakan pendekatan kualitatif beradasarkan tujuan penelitian yang ingin mendapatkan gambaran proses strategi pengembangan lembaga pendidikan nonformal Yayasan Tarbiyah Syamilah di Kabupaten Ogan Ilir.

Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah deskriptif. Pada jenis penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bahkan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan diberi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, catatan atau memo, dan dokumen resmi*5.

Hasil dan Pembahasan

Dari hasil pembahasan tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi pengembangan lembaga pendidikan nonformal Yayasan Tarbiyah Syamilah di Kabupaten Ogan Ilir menggunakan teori master strategy yang meliputi: enterprise strategy yaitu dilakukan melalui menjalin relasi dengan kelompok organisasi lain seperti pengurus masjid an-Nur Tanjung Senai yangmana menguntungkan karena dimanfaatkan sebagai kesempatan jalan-jalan sehingga pengajian tidak monoton dan bersemangat. 

Secara tidak langsung Tarbiyah Syamilah menjalin hubungan dengan Badan Amil Zakat Nasional Ogan Ilir, maka dengan bertambahnya donasi yang diberikan oleh berbagai pihak akan semakin banyak masyarakat yang dapat terbantu melalui program kebaikan 

Tarbiyah Syamilah seperti santunan anak yatim dalam program Yatim Ceria, berbagi nasi bungkus, dan penyaluran sembako kepada fakir miskin dalam program Bahagia Ramadhan bersama Tarbiyah Syamilah. Para pengurus Yayasan Tarbiyah Syamilah Ogan Ilir pun memiliki sikap sungguh-sungguh dan berusaha memberikan pelayanan terbaik. 

Corporate strategy, adapun strategi korporasi yang dilakukan Tarbiyah Syamilah dapat dilihat dari adanya pengurus dan misi untuk berperan dalam bidang sosial, kemanusiaan, dan keagamaan bagi masyarakat. Kemudian, misi ini didukung dengan penyusunan agenda jangka panjang dan pendek. Selain itu setiap keputusan yang diambil berdasarkan hasil musyawarah. Business strategy masih terus diupayakan untuk memperluas target sasaran dakwah diseluruh desa Kabupaten Ogan Ilir melalui peningkatan eksistensi 

Tarbiyah Syamilah dengan dilakukannya sosialisasi seperti penggunaan seragam, pengajian akbar, dan program kebaikan lainnya. 

Di samping itu, Tarbiyah Syamilah juga memberikan ruang bagi anggota yang memiliki usaha untuk mempromosikannya, salah satu contohnya dalam pembuatan seragam Tarbiyah Syamilah yang awalnya dipesan melalui konveksi dialihkan dengan memberdayakan usaha menjahit salah satu anggota. 

Fungsional strategy yaitu strategi fungsional ekonomi dengan penyaluraan dana yang bersumber dari zakat, sedekah, dan wakaf masyarakat serta dengan mengadakan program pengembangan keterampilan anggota seperti memasak, strategi fungsional manajemen diupayakan dengan ditetapkannya kepengurusan yang berintegritas dan setiap bidang kepengurusan memiliki program yang selalu berhasil dilaksanakan, di dalam Yayasan Tarbiyah Syamilah juga megambil keputusan melalui musyawarrah yaitu melibatkan perwakilan setiap unit RMT untuk menyampaikan argumennya. 

Selanjutnya, strategi isu terlihat dengan dapat terkontrolnya jama’ah saat menghadapi situasi tak terduga dengan tetap konsisten mengaji apabila pengisi materi tidak dapat hadir, situasi tidak terduga seperti ini juga diantisipasi dengan penyebaran informasi melalui grup whattshapp dan ustadz selalu rutin mengirim MQHS yang berisi rangkuman dari tadabur al-Qur’an per-ayat. 

Tarbiyah Syamilah juga bebas dari isu pollitik karena ketua Tarbiyah Syamilah Ogan Ilir juga merupakan ASN dan anggotanya lintas politik. Sedangkan apabila terdapat isu miring terkait Tarbiyah Syamilahd dapat terkontrol karena para anggota Tarbiyah Syamilah sudah saling mengenal dan percaya dengan kejujuran satu sama lain.

2. Kendala pengembangan Yayasan Tarbiyah Syamilah di Kabupaten Ogan Ilir adalah fasilitas pengembangan yang kurang lengkap mengakibatkan kurang optimalnya kegiatan di Tarbiyah Syamilah, misalnya belum tersedia transportasi bus untuk memudahkan jama’ah mengikuti silaturrahim pengajian diluar domisili. 

Terbatasnya dana pengembangan juga menyebabkan terbatasnya dana yang dapat disalurkan kepada masyarakat dalam program kebaikan Tarbiyah Syamilah. Disamping itu, para pengurus yang memiliki pekerjaan utama lain maka terkadang Tarbiyah Syamilah kekurangan sumberdaya yang dapat membatu. 

3. Pengaruh pengembangan Yayasan Tarbiyah Syamilah di Kabupaten Ogan Ilir dengan terlaksananya program pendidikan keaksaraan melalui didirikannya les membaca ABi M@M, pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia saat kegiatan tertentu, dan belajar membaca al-Qur’an bagi anggota yang belum bisa membaca al-Qur’an. 

Pendidikan vokasional bagi relawan yang bisa berbisnis makanan setelah pelatihan memasak oleh murabbinya. Pendidikan kader yaitu terjaga semangat para jama’ah untuk mengaji tadabur al-Qur’an bersama Tarbiyah Syamilah melalui rapat koordinasi ketua dan wakil unit RMT Tarbiyah Syamilah. Pendidikan umum dan penyuluhan yang meningkatkan pengetahuan dan kesadaran jama’ah tentang keagamaan, kenegaraan, kesehatan, dan lingkungan hukum melalui tadabur al-Qur’an yang rutin dilaksanakan. Serta pendidikan penyegaran jiwa dan raga yaitu jama’ah dapat mengisi waktu luang mereka dengan mengikuti pengajian yang rutin dilaksanakan setiap sepekan atau dua pekan sekali setiap unitnya dan dengan mengikuti setiap agenda bermanfaat Tarbiyah Syamilah lainnya karena pada umumnya jama’ah memiliki pekerjaan utama lain. 

Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi pengembangan lembaga pendidikan nonformal Yayasan Tarbiyah Syamilah di Kabupaten Ogan Ilir menggunakan teori master strategy yang meliputi: enterprise strategy yaitu dilakukan melalui menjalin relasi dengan kelompok organisasi lain seperti pengurus masjid an-Nur Tanjung Senai yangmana menguntungkan karena dimanfaatkan sebagai kesempatan jalan-jalan sehingga pengajian tidak monoton dan bersemangat. 

Secara tidak langsung Tarbiyah Syamilah menjalin hubungan dengan Badan Amil Zakat Nasional Ogan Ilir, maka dengan bertambahnya donasi yang diberikan oleh berbagai pihak akan semakin banyak masyarakat yang dapat terbantu melalui program kebaikanTarbiyah Syamilah seperti santunan anak yatim dalam program Yatim Ceria, berbagi nasi bungkus, dan penyaluran sembako kepada fakir miskin dalam program Bahagia Ramadhan bersama Tarbiyah Syamilah. Para pengurus Yayasan Tarbiyah Syamilah Ogan Ilir pun memiliki sikap sungguh-sungguh dan berusaha memberikan pelayanan terbaik. 

Corporate strategy, adapun strategi korporasi yang dilakukan Tarbiyah Syamilah dapat dilihat dari adanya pengurus dan misi untuk berperan dalam bidang sosial, kemanusiaan, dan keagamaan bagi masyarakat. Kemudian, misi ini didukung dengan penyusunan agenda jangka panjang dan pendek.

Selain itu setiap keputusan yang diambil berdasarkan hasil musyawarah. Business strategy masih terus diupayakan untuk memperluas target sasaran dakwah diseluruh desa Kabupaten Ogan Ilir melalui peningkatan eksistensi Tarbiyah Syamilah dengan dilakukannya sosialisasi seperti penggunaan seragam,pengajian akbar, dan program kebaikan lainnya.

Di samping itu, Tarbiyah Syamilah juga memberikan ruang bagi anggota yang memiliki usaha untuk mempromosikannya, salah satu contohnya dalam pembuatan seragam Tarbiyah Syamilah yang awalnya dipesan melalui konveksi dialihkan dengan memberdayakan usaha menjahit salah satu anggota. Fungsional strategy yaitu strategi fungsional ekonomi dengan penyaluraan dana yang bersumber dari zakat, sedekah, dan wakaf masyarakat serta dengan mengadakan program pengembangan keterampilan anggota seperti memasak, strategi fungsional manajemen diupayakan dengan ditetapkannya kepengurusan yang berintegritas dan setiap bidang kepengurusan memiliki program yang selalu berhasil dilaksanakan, di dalam Yayasan Tarbiyah Syamilah juga megambil keputusan melalui musyawarrah yaitu melibatkan perwakilan setiap unit RMT untuk menyampaikan argumennya. Selanjutnya, strategi isu terlihat dengan dapat terkontrolnya jama’ah saat menghadapi situasi tak terduga dengan tetap konsisten mengaji apabila pengisi materi tidak dapat hadir, situasi tidak terduga seperti ini juga diantisipasi dengan penyebaran informasi melalui grup whattshapp dan ustadz selalu rutin mengirim MQHS yang berisi rangkuman dari tadabur al-Qur’an per-ayat. 

Tarbiyah Syamilah juga bebas dari isu pollitik karena ketua Tarbiyah Syamilah Ogan Ilir juga merupakan ASN dan anggotanya lintas politik. Sedangkan apabila terdapat isu miring terkait Tarbiyah Syamilah dapat terkontrol karena para anggota Tarbiyah Syamilah sudah saling mengenal dan percaya dengan kejujuran satu sama lain. 

2. Kendala pengembangan Yayasan Tarbiyah Syamilah di Kabupaten Ogan Ilir adalah fasilitas pengembangan yang kurang lengkap mengakibatkan kurang optimalnya kegiatan di Tarbiyah Syamilah, misalnya belum tersedia transportasi bus untuk memudahkan jama’ah mengikuti silaturrahim pengajian diluar domisili. Terbatasnya dana pengembangan juga menyebabkan terbatasnya dana yang dapat disalurkan kepada masyarakat dalam program kebaikan Tarbiyah Syamilah. Disamping itu, para pengurus yang memiliki pekerjaan utama lain maka terkadang Tarbiyah Syamilah kekurangan sumberdaya yang dapat membatu. 

3. Pengaruh pengembangan Yayasan Tarbiyah Syamilah di Kabupaten Ogan Ilir dengan terlaksananya program pendidikan keaksaraan melalui didirikannya les membaca ABi M@M, pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia saat kegiatan tertentu, dan belajar membaca al-Qur’an bagi anggota yang belum bisa membaca al-Qur’an. Pendidikan vokasional bagi relawan yang bisa berbisnis makanan setelah pelatihan memasak oleh murabbinya.

Pendidikan kader yaitu terjaga semangat para jama’ah untuk mengaji tadabur al-Qur’an bersama Tarbiyah Syamilah melalui rapat koordinasi ketua dan wakil unit RMT Tarbiyah Syamilah. Pendidikan umum dan penyuluhan yang meningkatkan pengetahuan dan kesadaran jama’ah tentang keagamaan, kenegaraan, kesehatan, dan lingkungan hukum melalui tadabur al-Qur’an yang rutin dilaksanakan. Serta pendidikan penyegaran jiwa dan raga yaitu jama’ah dapat mengisi waktu luang mereka dengan mengikuti pengajian yang rutin dilaksanakan setiap sepekan atau dua pekan sekali setiap unitnya dan dengan mengikuti setiap agenda bermanfaat Tarbiyah Syamilah lainnya karena pada umumnya jama’ah memiliki pekerjaan utama lain. 

Daftar Pustaka

Bungaran Antonius Simanuntak, Soedjito Sosrodihargo, “Metode Penelitian Sosial (Edisi Revisi)”, (Jakarta: Yayasan 

Pustaka Obor Indonesia, 2009), 

Hafidz Muftisany, Kiprah BKMT dan Majelis Taklim, (Karanganyar: CV Intera Paperiess Publishing, 2021), 

Iwan Ridwan dan Istingatul Ulwiyah,Sejarah Dan Kontribusi Majlis Ta’lim Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di 

Indonesia, Jurnal Pendidikan Karakter “JAWARA” (JPKJ), Volume 6 Nomor 1, (Juni 2020)

Nashiruddi, Zulmuqim, dan M. Zalnur, Majelis Ta’lim: Analisis Tentang keberadaan, Perkembangan dan Tantangan 

Sebagai Lembaga Pendidikan Islam, Jurnal Pendidikan Agama Islam Volume 3 Nomor 2, (2022),

Umat, Ketua Umum Pengurus Harian Yayasan Tarbiyah Syamilah, Wawancara, Tanggal 11 Agustus 2022.

_________________

1 Hafidz Muftisany, Kiprah BKMT dan Majelis Taklim, (Karanganyar: CV Intera Paperiess Publishing, 2021), h. 18-19.

2 Nashiruddi, Zulmuqim, dan M. Zalnur, Majelis Ta’lim: Analisis Tentang keberadaan, Perkembangan dan Tantangan 

Sebagai Lembaga Pendidikan Islam, Jurnal Pendidikan Agama Islam Volume 3 Nomor 2, (2022), h. 212.

3 Iwan Ridwan dan Istingatul Ulwiyah,Sejarah Dan Kontribusi Majlis Ta’lim Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Indonesia, Jurnal Pendidikan Karakter “JAWARA” (JPKJ), Volume 6 Nomor 1, (Juni 2020), h. 18

4 Umat, Ketua Umum Pengurus Harian Yayasan Tarbiyah Syamilah, Wawancara, Tanggal 11 Agustus 2022.

5. Bungaran Antonius Simanuntak, Soedjito Sosrodihargo, “Metode Penelitian Sosial (Edisi Revisi)”, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2009), h. 12



Jurnal Tentang Tarbiyah Syamilah Jurnal Tentang Tarbiyah Syamilah Reviewed by TARBIYAH SYAMILAH on 9:24 AM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.