Agar Tak Menjadi KACANG lupa pada KULITnya.

Agar Tak Menjadi KACANG lupa pada KULITnya.
(Tadabbur QS. Al 'Adiyat ayat 1 - 11)

Disampaikan oleh
Ust. Muttaqin Anang Toha

السلام عليكم ورحمة الله و بركاته

Segala puji bagi Allah yang Maha Agung, atas nikmat hidayah iman dan Al Islam yang telah Dia curahkan.
Semoga Allah mampu kan kita untuk dapat istiqomah dalam ketaatan sepanjang hidup kita.

Semoga kesejahteraan dan keselamatan senantiasa bercurahan atas pembawa risalah mulia, Nabi Muhammad saw.
Semoga syafa'at beliau menyertai kita semua.

Mari kita mulai dengan membaca do'a berikut:

رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ (83)

وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ (84)

وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ (85)

"Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,

dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian,

dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang memusakai surga yang penuh kenikmatan.

Malam hari ini kita akan mentadaburi Quran surat Al 'Adiyat ayat 1-11.

Semoga Allah Subhanahu wata'ala memberikan kepada kita pemahaman yang dapat mengantarkan kita kepada kemudahan ber'amal sholih.

Melalui Surat ini Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengingatkan kita untuk tidak pernah melupakan kenikmatan yang telah Allah limpahkan kepada kita.

Karena terkadang manusia itu kerap kali melupakan nikmat yang telah Allah berikan kepadanya sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta'ala terangkan dalam surat ini pada ayat ke enam yang artinya "sesungguhnya manusia itu sangat ingkar tidak berterima kasih kepada Tuhan-Nya"

Untuk lebih lengkapnya pemahaman kita marilah kita simak Tadabbur berikut ini:

Allah Ta’ala berfirman,

وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا (1) فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا (2) فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا (3) فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا (4) فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا (5) إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ (6) وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ (7) وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ (8) أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ (9) وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ (10) إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ (11)

“Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya), dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, maka ia menerbangkan debu, dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh. Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Rabbnya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya. Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada? Sesungguhnya Rabb mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.” (QS. Al ‘Adiyat: 1-11).

Allah Subhanahu Wa Ta'ala memulai firman-Nya dalam surat Al Adiyat dengan bersumpah dengan salah satu makhluk ciptaanNya yang dipergunakan oleh manusia sebagai kendaraan atau fasilitas yang dengannya Allah memberikan kemudahan bagi manusia untuk memperoleh apa yang diinginkannya.

Pada surat ini disebutkan fasilitas itu adalah kuda perang yang dengannya seseorang dapat menyerang dengan tiba-tiba di tengah-tengah kumpulan musuh sehingga kemenangan pun dapat diraih.

Allah Ta’ala berfirman,

وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا (1) فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا (2) فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا (3) فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا (4) فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا (5)
“Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya), dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, maka ia menerbangkan debu, dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh.” (QS. Al ‘Adiyat: 1-4).

Namun itulah manusia terkadang saat ia membutuhkan Pertolongan Allah maka ia begitu besar usahanya untuk dekat dengan Allah, Tetapi ketika apa yang dia inginkan telah Allah berikan maka ia pun seringkali melupakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ

“Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Rabbnya.” Makna “al kanud” adalah al kafur, yaitu mengingkari nikmat Rabbnya. Demikian kata Ibnu ‘Abbas dan lainnya.

Al Hasan Al Bashri mengatakan,

هو الذي يعد المصائب، وينسى نعم ربه

“Manusia itu terus menghitung-hitung musibah. Namun melupakan betapa banyak nikmat yang telah Rabbnya beri.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 634)

Dan anehnya, manusia itu terkadang tahu bahwa apa yang dia lakukan itu adalah sebuah kesalahan. Tetapi masih saja ia melakukannya.

وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ

“dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya“.

Tetapi, karena cintanya dengan hartanya membuat dia bakhil (enggan) melakukan ketaatan kepada Allah.

وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ

“Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.”

Padahal kesenangan di dunia pada saatnya nanti akan dia tinggalkan.

Ketika saatnya tiba dia akan dikembalikan kepada Allah tanpa membawa harta dan kesenangan di dunia itu.

Kemenangan (kesuksesan) yang telah Allah berikan kepadanya dahulu pun tidak mampu memberikan pertolongan kepadanya.

Padahal, kesuksesan yang telah Allah berikan kepadanya itu  seharusnya membuat ia semakin dekat dengan Allah Subhanahu wata'ala, bersikap zuhud pada dunia dan bersemangat menggapai akhirat.

Maka, Allah ingatkan apa yang akan terjadi setelah alam dunia.

Perhatikan ayat selanjutnya,

أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ (9) وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ (10)

“Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada?“

Yang dimaksudkan ayat di atas adalah “tidakkah mereka tahu bagaimana keadaan mayit yang dibangkitkan dari alam kubur?” Lalu disebutkan selanjutnya “tidakkah mereka tahu apa yang dikeluarkan dari dalam dada”, maksudnya adalah sesuatu yang nanti akan ditampakkan dari dalam hatinya? Artinya, segala rahasia dan apa yang tersembunyi dalam hati akan ditampakkan kelak.

Dalam akhir ayat Allah sebutkan,

إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ

“Sesungguhnya Rabb mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.”

Ibnu Katsir mengatakan, bahwa Allah mengetahui segala yang mereka perbuat dan akan membalasnya, juga sama sekali Allah tidak berbuat zhalim sedikit pun kepada manusia.

Syaikh As Sa’di rahimahullah berkata, “Allah mengetahui perbuatan hamba yang lahir dan batin, yang nampak maupun yang tersembunyi. Allah pun akan membalas perbuatan tersebut.

Semoga kita termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang senantiasa berada dalam limpahan rahmat dan nikmat Allah,
dimudahkan segala urusan kita,
Allah kabulkan segala hajat dan kebutuhan kita, Namun, Allah tetap menjadikan kita orang-orang yang istiqomah dalam ketaatan kepada-Nya.
Sehingga kita menjadi orang yang beruntung di dunia dan mendapatkan kebahagiaan di akhirat.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya (wasilah) dan berjihadlah pada jalan-Nya supaya kalian mendapat keberuntungan.”

Demikianlah kajian kita malam ini.

Mari kita kembali berdo'a kepada Allah:

رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ (83)

وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ (84)

وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ (85)

"Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,

dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian,

dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang memusakai surga yang penuh kenikmatan

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Agar Tak Menjadi KACANG lupa pada KULITnya. Agar Tak Menjadi KACANG lupa pada KULITnya. Reviewed by TARBIYAH SYAMILAH on 9:21 AM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.